London (ANTARA News) - Panitia Penyelenggara Turki Grand Prix (GP) bisa jadi bakal menerima sanksi setelah dua anjing masuk ke lintasan Istanbul, dan seekor diantaranya ditabrak mobil Bruni Senna dari Brazil, saat berlangsung perlombaan Minggu (11/5), demikian laporan Reuters. "Ini masalah serius tentang keamanan dan keselamatan di sirkuit," kata juru bicara Federasi Automobil Internasional (FIA), Senin (Selasa WIB). "Bagaimana hal itu bisa terjadi di sirkuit dan lintasan baru yang menyelenggarakan lomba Formula Satu," demikian dipertanyakan. "Komisi Keamanan FIA akan melakukan penyelidikan mengenai hal itu," kata juru bicara. Ketika ditanya tentang kemungkinan konsekuensi sirkuit itu, yang memulai debut grand prix pada 2005 dan sekarang dikelola bos F1 Bernie Ecclestone, juru bicara itu mengatakan, "Sanksi tidak dapat dijatuhkan begitu saja." Senna, keponakan juara dunia tiga kali Ayrton Senna yang tewas dalam kecelakaan di Imola, Italia, Mei 1994, menabrak salah satu anjing itu ketika berlangsung lomba GP2 di sirkuit Istanbul. Pembalap berusia 24 tahun itu tidak menderita cedera yang berarti kendati bagian depan kanan kendaraannya rusak. Pembalap F1 Inggris, Tom Pryce, tewas di Kyalami pada 1977 di Afrika Selatan GP setelah menabrak seorang petugas yang menyeberang lintasan membawa alat pemadam kebakaran. Direktur F1 Charlie Whiting mengatakan Minggu, ia akan membuat laporan tentang hal itu ke FI. Pembalap Australia, Mark Webber, direktur Grand Prix Drivers Association (GPDA), mengatakan dalam situs (www.autosport.com) bahwa masalah itu harus dibahas. "Anjing-anjing itu harus tidak berada di dekat sirkuit," katanya. "Hal itu sangat berbahaya karena selain merusak lomba juga mengancam keselamatan pembalap," imbuhnya. "Sekarang sudah tahun 2008 dan saya kira kita harus mempunyai tempat perlombaan yang tidak lagi dapat terjadi hal-hal seperti itu," katanya. Insiden anjing masuk sirkuit bukan yang pertama kali terjadi dalam ajang F1. Dalam latihan Brazil GP 2004, anjing juga masuk dan melewati lintasan perlombaan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008