Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, sepanjang Senin mengalami dua kali kegempaan tektonik selama 55 detik hingga dirasakan di pesisir pantai Anyer, Banten. Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Anton Tripambudi, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Senin malam, mengatakan, kegempaan tektonik yang terjadi bukan dari letusan Anak Krakatau. Akan tetapi, kegempaan itu akibat dampak dari daerah lain yang terekam oleh alat seismograf sehingga tidak menimbulkan terjadi getaran besar, termasuk gelombang tsunami. Karena itu, warga jangan panik adanya gempa tektonik tersebut. "Memang, gempa tektonik itu dirasakan getarannya selama 55 detik hingga ke pesisir pantai Anyer," katanya. Menurut dia, hingga sampai saat ini letusan dan kegempaan Anak Gunung Krakatau tetap status siaga level III, karena masih berlangsung mengeluarkan "Batuk-batuk", dengan sesekali menyemburkan sinar api ke udara disertai bunyi dentuman keras. Bahkan, ujar dia, frekuensi letusan dan kegempaan meningkat akibat adanya pembesaran lubang kawah baru di kawasan bukit selatan gunung. Data pos pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) sepanjang Senin (12/5) terekam alat seismograf sebanyak 607 kali, yakni vulkanik A (dalam) tercatat 52 kali,vulkanik B (dangkal) 84 kali,letusan 168 kali, tremor 49 kali dan hembusan sebanyak 254 kali. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008