Bandung (ANTARA News) - Para pengusaha bus di Jawa Barat dipastikan mengurangi armada bus kelas ekonomi bila pemerintah tidak memberikan subsidi sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang rencananya dilakukan awal Juni 2008.
"Bila tidak ada subsidi dari pemerintah, maka makin sedikit bus ekonomi yang beroperasi karena para pengusaha otobus dipastikan lebih banyak mengoperasikan bus komersial," kata Ketua Organda Jawa Barat, Andriansyah di Bandung, Senin.
Akibatnya layanan angkutan masyarakat menengah ke bawah dengan armada kelas ekonomi dipastikan berkurang. Para pengusaha terpaksa mengoperasikan bus komersial untuk menutup biaya operasional armadanya.
Dengan memperbanyak layanan bus komersial itu, para pengusaha berharap ada subsidi silang untuk menyambung kelangsungan operasional angkutan darat.
"Tidak ada pilihan lain bagi pengusaha bus selain mengurangi armada bus ekonomi yang selama ini memang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah," katanya.
Selain dari itu, beberapa trayek bus ekonomi di Jawa Barat memang kurang `basah` sehingga banyak pengusaha yang merugi dan lebih konsentrasi mengoperasikan bus komersial. Menurut dia, kenaikan harga BBM akan mengakibatkan load faktor angkutan umum menurun drastis, padahal di lain pihak biaya operasional akan meningkat.
Ketua Organda Jabar itu menyebutkan, pihaknya tidak terlalu gembira dengan kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) yang membolehkan kenaikan tarif hingga 15 persen. Kenaikan tarif itu akan mendorong load faktor terus turun dan pada akhirnya membuat pengusaha bus terpuruk.
"Bila BBM naik sebesar 30 persen, artinya biaya operasional akan naik 10-20 persen, jelas kenaikan 15 persen tak akan berarti apa-apa, jumlah penumpang juga dipastikan menurun," katanya.
Ia menyebutkan, minat penumpang bus turun drastis dalam lima tahun terakhir menyusul semakin tingginya kepemilikan sepeda motor di masyarakat. Load faktor angkutan bus saat ini tinggal 50 persen saja, padahal untuk memenuhi biaya operasional ideal minimal harus mencapai 75 persen.
"Kondisi ini menjadi lebih berat dengan kenaikan BBM. Solusinya yah subsidi bagi armada bus kelas ekonomi," katanya.
Andriansyah menyebutkan, jumlah armada bus di Jawa Barat sekitar 3.400 unit yang terbagi ke dalam Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP).
Dari jumlah tersebut, kata dia sekitar 60 persennya angkutan bus ekonomi. Itu pun hanya 70 persen yang dioperasikan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008