Jakarta (ANTARA News) - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Agil Siroj mengaku malu dengan konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terus berlanjut.
Saat memberikan sambutan pada peringatan hari lahir ke-53 Ikatan Pelajar Putri NU di Jakarta, Senin, Said yang juga ketua Pengurus Besar NU itu menyatakan, partai yang dilahirkan NU pada 1998 itu seakan tak pernah sepi dari pertikaian antarkader.
"Sebetulnya saya tidak terpengaruh dengan konflik itu. Saya tetap beraktivitas seperti biasanya. Tapi, malu saja. Kalau kunjungan ke daerah, saya selalu ditanya orang tentang konflik PKB itu," katanya.
Apalagi, konflik di tubuh PKB cenderung semakin meluas dan melibatkan terlalu banyak pihak, tidak seperti yang terjadi di partai lain.
Bahkan, akibat konflik internal, PKB telah pecah dan memunculkan partai baru yakni Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).
"Partai lain juga ada yang konflik, seperti Golkar atau PDIP. Tapi, konflik itu nggak rame-rame. Cukup orang dalam partai saja yang tahu. Beda dengan PKB, konfliknya meluas. Semua orang tahu," ujarnya.
Ia mengatakan, partai yang selalu berkonflik tak selayaknya lagi berbicara tentang persatuan karena mereka sendiri tidak bisa bersatu.
"Tak usah bicara persatuan kalau tak bisa bersatu. Tak usah bicara ukhuwah (persaudaraan) kalau dirinya sendiri tidak bisa menjalin ukhuwah itu," katanya.
Said merupakan salah seorang dari lima orang (disebut Tim Lima, red) pengurus PBNU yang pada 1998 ditugasi mempersiapkan berdirinya partai warga NU yang kemudian diberi nama PKB tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008