Informasi tersebut berdasarkan pemberitahuan salah satu anggota Serikat Pekerja Utusan Malaysia (NUJ) yang bersama teman-temannya melakukan unjuk rasa di depan Gedung Utusan Melayu di Kuala Lumpur, Senin.
"Krisis perusahaan penerbitan surat kabar Utusan Melayu (M) Berhad karena menanggung beban utang sehingga menyebabkan staf perusahaan bekerja tanpa gaji hampir tiga bulan," katanya.
Menurut sumber tersebut, Utusan beroperasi dalam keadaan rugi sejak dua tahun lalu dan berlarut-larut hingga hari ini dengan kegagalan membayar gaji pekerja termasuk melunasi pembayaran bekas staf yang mengajukan pensiun dini (VSS) pada November tahun lalu.
Pengoperasian media tersebut akan diteruskan dengan menggunakan i platform digital saja.
Lebih kurang 100 orang staf Utusan Melayu melakukan unjuk rasa damai mulai pukul 13.30 di luar gedung perusahaan untuk menuntut gaji yang tertunggak sejak tiga bulan lalu.
Mantan Pemimpin Redaksi Utusan Melayu, Tan Sri Johan Jaffaar, turut bersedih dengan berakhirnya penerbitan Utusan Melayu setelah terbit selama 80 tahun.
"Surat kabar yang muncul 1939 dipimpin oleh Pak Rahim Kajai dan Yusof Ishak yang kemudian menjadi Presiden Singapura pertama. Kesedihan menyelubungi saya," ujarnya dalam Grup Whatsapp Forum Wartawan RI-Malaysia.
Sementara itu terkait penutupan Utusan Melayu dan Kosmo, Serikat Pekerja dari The New Strait Times Press (NUJ NSTP) Malaysia bakal melakukan aksi penggalangan dana.
Dalam pesan whatsapp yang beredar NUJ NSTP mengatakan situasi getir melanda rekan sekerja kita di Utusan Malaysia dan Kosmo.
Sehubungan hal tersebut NUJ NSTP membuka donasi berbentuk uang tunai dan barang keperluan seperti beras, minyak, gula, pampers dan susu pada Jumat (23/08) pada pukul 10.00 hingga 16.00 petang di Driveway Balai Berita media setempat.
Utusan Melayu memiliki afiliasi politik dengan Partai UMNO salah satu partai yang tergabung dalam Barisan Nasional sedangkan pemerintahan Malaysia saat ini dipegang oleh Pakatan Harapan.
Baca juga: Media Malaysia beritakan unjuk rasa 4 November
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019