Jakarta, (ANTARA News) - Layar harapan mulai terkembang ketika sebanyak 3,9 juta rumah tangga yang tergolong sangat miskin (RTSM siap jadi kelompok pertama yang akan menerima bantuan langsung tunai (BLT) ketika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terkerek naik. "Sekitar 3,9 juta RTSM merupakan kelompok yang pertama kali dapat BLT," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Senin. Menurut dia, penyaluran BLT setelah kenaikan harga minyak akan menggunakan data yang sama yaitu rumah tangga sasaran tahun 2006 sebesar 19,1 juta rumah tangga miskin (RTM). Di dalamnya termasuk RTSM sebesar 3,9 juta kepala keluarga. Sebelumnya updating/pemutakhiran data RTM baru akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober-Desember 2008 sehingga pada Januari 2009 telah diperoleh data baru RTM. Namun ada rencana untuk mempercepat updating itu. Bayu menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia menyebabkan alokasi subsidi terutama minyak, meningkat sangat besar. Tanpa kenaikan harga BBM, subsidi BBM akan mencapai sekitar Rp250 triliun di mana sekitar 70 persennya dinikmati oleh 40 persen penduduk kaya yaitu sekitar Rp175 triliun. Sementara program-program untuk rakyat miskin, pangan, usaha kecil mikro (UKM), dan program-program untuk masyarakat berpendapatan rendah hanya sekitar Rp60 triliun. "Karena itu akan terjadi ketidakseimbangan yang nyata jika pemerintah tidak melakukan relokasi subsidi," kata Bayu. "Sejak kenaikan harga minyak dunia, pemerintah sudah mempercepat pelaksanaan berbagai program," kata Bayu. Program pemberdayaan masyarakat merupakan program-program yang tergabung dalam program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM). Bentuknya berupa bantuan langsung masyarakat (BLM) Rp3 miliar per kecamatan per tahun. Program pemberdayaan UKM dilakukan dengan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dan penyaluran program pendanaan kementerian/lembaga. (*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008