Lebak (ANTARA News) Daun singkong dan genjer selama sepekan terakhir mulai "diserbu" warga miskin di Kabupaten Lebak, Banten, menyusul kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako). "Sekarang saya bersama keluarga terpaksa makan dengan lauk pauk daun singkong atau daun kangkung karena harganya terjangkau," kata Juhro (45), buruh bangunan warga Ciputih, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin. Dikatakannya, pihaknya saat ini tak mampu membeli ikan, telur, daging dan minyak goreng, karena harganya telah membubung. Selain itu, dirinya sudah hampir sebulan bekerja serabutan karena tidak ada pekerjaan bangunan. "Saya bingung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehubungan terjadi kenaikan bahan pokok itu,"katanya. Apalagi, pemerintah mengumumkan rencana kenaikkan bahan bakar minyak (BBM), sehingga mengakibatkan semua kebutuhan pokok melambung tinggi. Saat ini, kata dia, dirinya bingung dengan adanya kenaikan harga beras yang semula Rp 4.200 per liter menjadi Rp 4.700 per liter, belum ditambah harga kebutuhan makan lainnya. Bahkan, akibat kenaikan beras itu, pihaknya hanya mampu membeli beras sebanyak 1,5 liter untuk mencukupi isteri dan tiga anaknya. Oleh karena itu, dirinya terpaksa menyiasati makan dedaunan singkong sebagai menu lauk pauk dengan harga Rp 1.000 satu ikat. Begitu pula Arsinah (50), seorang janda miskin warga di Kabupaten Lebak, mengaku selama ini dirinya makan hanya dengan daun genjer atau daun singkong, karena sudah tidak mampu lagi membeli ikan asin atau sayuran sebagai lauk pauk akibat terjadi kenaikkan bahan pokok. Kenaikan itu, kata dia, akan lebih parah jika BBM naik, sehingga pihaknya terancam "rawan pangan" karena rendahnya daya beli bagi kebutuhan itu. "Saat ini anak kedua berhenti sekolah SD karena tak mampu membiayainya," ujar Arsinah. Sementara itu, beberapa pedagang dedaunan singkong, genjer dan kangkung mengalami kesulitan mendapatkan pasokan dari pasar Rangkasbitung, sehingga mereka harus langsung membeli dengan mendatangi petani. "Setiap hari kami berjualan keliling hanya setengah hari sudah habis karena pembelinya berasal dari berpenghasilan kecil," kata Nari (45), seorang pedagang daun singkong, genjer dan kangkung di Rangkasbitung. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008