Surabaya, (ANTARA News) - Ratusan mahasiswa dari aktivis Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) seluruh Indonesia (BEMSI), KAMMI, Front Perjuangan Rakyat (FPR), Kelompok Cipayung Surabaya, Senin, sempat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian saat melakukan aksi penolakan akan kenaikan harga BBM.Aksi bentrok itu terjadi saat kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peringatan Hardiknas di Kampus C Univeristas Airlangga (Unair) Surabaya. Bentrok terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, saat kelompok Cipayung datang dari arah barat Jl. Kertajaya. Sedang kelompok FPR tampak menerobos barikade aparat kepolisian dengan saling mendorong. Akibatnya, mahasiswa aktivis FPR sempat berlarian, karena terjadi pemukulan saat dihalau aparat. Sementara Kelompok Cipayung yang terdiri atas PMII, HMI, GMNI, GMKI yang semula berada di tengah jalan, akhirnya dapat dipinggirkan oleh petugas untuk bergabung dengan mahasiswa lainnya. Petugas mengerahkan lima truk untuk menutup arah Jl. Kertajaya Timur, agar mahasiswa tidak bisa bergerak ke Kampus C Unair. Dalam aksi itu, mahasiswa dari Kelompok Cipayung Surabaya menyatakan penolakan kenaikan BBM, penurunan harga bahan pokok, mengganti Tim Ekonomi yang ada, mengusir operator Migas asing dan meminta Presiden menuntaskan kasus lumpur Lapindo. Setelah dihadang dengan truk tersebut, ratusan aktivis BEM Seluruh Indonesia mundur dan membubarkan diri, namun mereka sempat melakukan orasi yang intinya menuntut pemerintah untuk mengembalikan kedaulatan rakyat pada sektor pangan dan energi (BBM), menasionalisaskani aset strategis bangsa dan mewujudkan pendidikan serta pelayanan kesehatan yang terjangkau. Selama aksi berlangsung, mereka juga mengenakan jaket almamater, diantaranya dari ITS, Unibraw, Unijoyo, Unair.Mereka juga membawa keranda bertuliskan "Turut Berdukacita atas Wafatnya Kedaulatan Bangsa". Peserta aksi masih bertahan di perempatan Jl. Kertajaya dan sebagian berusaha menerobos barikade kepolisian, diantaranya yang dilakukan oleh KAMMI Surabaya dengan merayap di sela-sela kaki petugas untuk menerobos, agar dapat masuk ke Kampus C Unair. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008