Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak dunia mengalami penurunan meski masih berada di atas 125 dolar AS per barel Senin, setelah aliran dana investasi dan kekhawatiran pasokan membantu mendorong ke rekor tinggi lainnya, kata para analis.
Kontrak berjangka minyak utama New York jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni turun 56 sen berada pada level 125,40 dolar per barel.
Kontrak ditutup Jumat pada angka 125,96 dolar per barel setelah sempat mencapai rekor tinggi baru 126,25 dolar dalam perdagangan harian di New York Mercantile Exchange (Nymex).
Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Juni 61 sen lebih rendah di posisi 124,79 dolar AS per barel setelah diperdagangan pada posisi 125,90 dolar di London Jumat lalu sebelum akhirnya turun di angka 125,40 dolar per barel.
Harga minyak dunia mengalami perubahan setiap hari pada pekan lalu dan naik hingga 25 persen sejak permulaan tahun ini, demikian diwartakan AFP.
Analis menyebutkan berbagai faktor penyebab melonjaknya harga minyak termasuk kenaikan dalam permintaan energi dari ekonomi `powerhouse` Asia seperti China dan India, dan melemahnya dolar AS.
Serangan militan pada infrastruktur perusahaan minyak di Nigeria, produsen minyak mentah terbesar Afrika, juga telah mendrongkrak harga minyak hingga melambung, kata analis.
Perusahaan termuka royal Dutch Shell mengatakan Sabtu lalu bahwa pihaknya kehilangan sekitar 30.000 barel setara minyak per hari karena serangan yang terjadi terhadap beberapa instalasinya di Nigeria.
Kerugian Royal Dutch Shell tersebut diperkirakan mencapai 409 juta naira (3,47 juta dolar AS) dalam kehilangan pendapatan setiap hari, kata Chidi Izuwah, juru bicara untuk Shell Petroleum Production Company.
Anglo-Dutch Oil Group Shell, operator minyak terbesar Nigeria, menyumbang sekitar setengah produksi negara itu 2,1 juta barel per hari. Serangan kelompok militan di berbagai fasilitas jaringan telah kembali menurunkan produksi.
Emori dan para analis lainnya mengatakan bahwa aliran dana investasi juga telah menjadi faktor kunci naiknya harga minyak.
Sementara itu para ahli industri mengatakan bahwa China yang menikmati pertumbuhan ekonomi tinggi, akan memerlukan lebih banyak minyak mentah untuk persediaan bagi berbagai fasilitas, transportasi dan pasokan energi yang digunakan untuk mendukung keberhasilan Alympic Games.
Sedangkan Organisasi negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan lalu mengatakan pasar minyak dalam keadaan terjamin pasokannya dan kenaikan harga didorong oleh para spekulan ketimbang oleh permintaan.
Presiden AS, George W.Bush ketika mengunjungi Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC) menyatakan rasa kekhawatiran AS seputar kenaikan dramatis dalam harga minyak. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008