"Saya bersedia menjadi perintis perdamaian di Papua," kata mantan Gubernur Aceh itu di Batam, Kepulauan Riau, Senin.
Baca juga: Abdullah Puteh: selesaikan konflik Papua dengan hati
Menurut dia, konflik di Papua membutuhkan seorang penghubung yang dapat dipercaya kedua pihak.
Penghubung harus ikhlas dan berani menghubungi tokoh-tokoh di Papua, agar terjalin komunikasi yang baik, sebagai awal dari perdamaian.
"Harus ada yang mewakafkan diri dengan ikhlas menghubungi tokoh-tokoh," kata dia.
Baca juga: Abdullah Puteh nyatakan siap dampingi La Nyalla pimpin DPD RI
Abdullah menyatakan berani menjadi penghubung, demi perdamaian di Papua.
Seperti pengalamannya waktu menangani konflik di Aceh. Ia mengatakan hampir tiap malam bertemu pimpinan GAM, tentu saja dengan izin dari Presiden.
Namun, berkaitan dengan upaya menjalin komunikasi dengan tokoh Papua, ia mengatakan pemerintah harus menciptakan program pengentasan warga miskin di daerah.
DPD, kata dia, akan turut membuat rencana komprehensif memberantas kemiskinan.
Menurut dia, bila inti masalah kemiskinan teratasi, maka tidak akan ada yang memberontak.
Senada dengan Abdullah Puteh, anggota DPD RI terpilih lainnya, Fadhil Rahmi mengatakan pemerintah harus mengambil hikmah dari konflik di Papua.
"Ada ketidakpuasan, ke depan ada hikmahnya, bagaimana daerah harus terpuaskan dengan baik," kata calon anggota DPD terpilih 2019-2024 Dapil Aceh itu.
Anggota DPD terpilih lainnya, Edwin Pratama mengatakan konflik di Papua tidak hanya berasal dari dalam, namun juga dari luar.
"Karenanya harus disentuh dari hati, agar terpuaskan mereka. Peran pemerintah dan badan intelejen harus jalan," kata calon anggota DPD terpilih 2019-2024 dari Riau itu.
DPD, kata dia, mendukung penuh upaya pemerintah meredakan konflik Papua.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019