Wina, (ANTARA News) - Bukan main! Sekitar 1.800 orang melakukan adegan telanjang bersama, atau lebih ngepopnya berbugil ria pada Minggu, untuk turut serta dalam karya seniman foto asal AS, Spencer Tunick. Seniman itu, yang biasa membuat foto telanjang massal, mengatur para modelnya di bangku stadion sepakbola Euro 2008. Rencana sebelumnya, para model itu akan difoto di lapangan hijau, namun panitia Euro 2008 mengatakan rumput untuk pertandingan sepakbola sangat berharga, demikian diwartakan Reuters. "Ini akan menjadi hal yang menyenangkan. Austria sangat konservatif, kegiatan ini mungkin mendatangkan lebih banyak keterbukaan," kata Michael (20), warganegara Austria yang sengaja naik mobil selama dua jam untuk menjadi peserta. Model lain datang dari Jerman serta negara lain. Tunick berbicara dengan para modelnya lewat pengeras suara. Dan dia meminta pria serta wanita menyebar ke berbagai bagian tribun dan berpose dalam beberapa gaya. Para peserta dilarang tersenyum, tertawa, dan harus melepaskan kacamata hitam. Stadion itu akan menjadi tuan rumah bagi tujuh pertandingan Euro 2008, yang diadakan di Swiss dan Austria pada bulan Juni. "Instalasi singkat yang sangat istimewa ini, di mana kami mengundang anda untuk ikut serta, bertujuan untuk menangkap dan mengkombinasikan jiwa olahraga, gelombang dashyat yang megah dari arsitektur stadion, serta hubungan abstrak manusia terhadap struktur modern," kata Tunick dalam situs web-nya. Salah satu aksi terbaru Tunick adalah di gletser Swiss. Di tempat itu 600 orang telanjang padahal suhu sekitar 10 derajat Celsius (50 F) Agustus tahun lalu. Aksi terbesar berlangsung pada tahun lalu di Kota Meksiko dengan jumlah peserta 18 ribu orang. Setelah pengambilan gambar di Wina, Tunick akan berangkat ke Cork, Irlandia, pada tanggal 17 Juni dan Dublin pada 21 Juni. Penaja pemotretan di stadion sepakbola tersebut adalah badan yang mempromosikan pertandingan tersebut serta kereta api Austria, yang memberi tiket gratis untuk para peserta. Para peserta adalah sukarelawan yang akan mendapatkan edisi terbatas dari foto tersebut. Tunick dalam konferensi pers di Wina pada pekan lalu menyebutkan peraturan di Amerika Serikat membuat ia sukar melakukan pengambilan gambar. "Kerja saya jadi agak tegang dan gugup. Sulit bagi saya untuk mendapatkan izin di AS," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008