Jakarta, (ANTARA News) - Bersamaan dengan 10 tahun Reformasi pada 12 Mei 2008, ribuan orang yang berdemo di depan Istana Merdeka untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah. Menurut informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di Jakarta, Senin pagi, unjuk rasa tersebut akan dilakukan antara lain oleh Front Rakyat Menggugat (FRM). FRM diperkirakan akan berkumpul di Bundaran HI pada sekitar pukul 10.00 WIB dan akan melakukan "long march" atau aksi berjalan kaki ke Istana Merdeka. Jumlah orang yang mengikuti aksi tersebut diperkirakan berjumlah antara 1.000 hingga 2.000 orang. Selain menolak kenaikan BBM sebagai isu utama, mereka juga akan menolak program Bantuan Langsung Tunai (BLT), impor beras, serta mendesak pemerintah segera menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. TMC juga menginformasikan, terdapat puluhan aksi unjuk rasa lainnya yang akan diselenggarakan pada hari Senin (12/5) sehingga pengendara diimbau tidak melewati kawasan unjuk rasa agar tidak terjebak kepadatan arus lalu lintas. Untuk mengantisipasi munculnya kemacetan yang parah di sekitar Bundaran HI dan Istana Merdeka, pihak kepolisian kemungkinan akan membuka sistem buka tutup di sejumlah jalan raya dari Bundaran HI dan Harmoni yang mengarah ke Istana Merdeka. Sedangkan aksi unjuk rasa lainnya juga akan terjadi di berbagai tempat strategis yang kerap menjadi ajang unjuk rasa antara lain Kejaksaan Agung di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, dan Gedung MPR/DPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam siaran persnya mengimbau para petugas kepolisian bisa tetap bertindak secara profesional dan proporsional dalam menangani unjuk rasa menentang kenaikan BBM di Tanah Air. IPW juga menghendaki agar pihak kepolisan tetap mengutamakan jalur dialog dan perundingan dalam menghadapi para pendemo. Kepada masyarakat yang berunjuk rasa, IPW meminta mereka tidak melakukan tindakan anarkis dalam melakukan aksinya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008