Semarang (ANTARA News) - Kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah mengeluhkan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena akan membengkakkan biaya produksi, operasional, dan transportasi."Jika pemerintah menaikkan harga BBM mau tidak mau pasti akan memengaruhi biaya produksi, opersional, dan transportasi kalangan UMKM," kata anggota Kadin Provinsi Jateng, Seno Hardiono, di Semarang, Minggu.Ia menilai rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM tidak berpihak pada kalangan pengusaha UMKM karena nantinya kebijakan itu semakin memberatkan UMKM di tengah-tengah perekonomian yang tak menentu ini.Menurut dia, kenaikan harga BBM nantinya akan menyebabkan semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi di daerah karena kondisi ini akan membuat produktivitas setiap industri menjadi berkurang. Oleh karena itu, katanya, pemerintah nantinya perlu memberi solusi kepada kalangan UMKM agar usahanya tetap berjalan. "Tanpa ada solusi dan bantuan pemerintah, keberlangsungan usaha kalangan industri, khususnya UMKM akan bertambah berat," katanya. "UMKM meminta pemerintah menunda rencana menaikkan harga BBM. Namun jika terpaksa menaikkan harga BBM, maka pemerintah harus memberi solusi dan membantu kalangan industri agar tetap bisa bertahan," katanya. Ia mengakui, saat ini ada kalangan industri tekstil yang sudah memanfaatkan bahan bakar batu bara sebagai pengganti BBM. Namun jumlahnya masih sedikit. "Jika harga BBM terus melambung bukan tak mungkin kalangan industri akan mencari BBM alternatif," katanya. Dengan pemakaian bahan bakar batu bara, maka pengusaha dapat mengirit biaya operasional cukup signifikan daripada menggunakan BBM. "Pengusaha memang sudah saatnya memikirkan pemakaian energi alternatif sehingga tidak tergantung BBM," kata David Sujana (49) pengusaha mebel di Semarang. Ia mengatakan, dengan menggunakan bahan bakar non BBM maka pengusaha tidak terpengaruh dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. "Pengusaha mulai kini memang sebaiknya jangan menggantungkan diri pada BBM. Kita harus mencari energi alternatif," katanya. Jika tidak ditemukan cadangan dari sumur minyak yang baru, katanya, potensi minyak di Indonesia lama kelamaan akan habis, apalagi kini Indonesia sudah bukan lagi sebagai negara pengekspor minyak melainkan negara pengimpor minyak.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008