Kupang (ANTARA) - Sebanyak 4.416 kepala keluarga (KK) atau 22.082 ribu jiwa warga Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini dilaporkan terkena dampak bencana kekeringan.
Jumlah tersebut tersebar di 26 desa/kelurahan pada delapan kecamatan di wilayah paling Timur pulau Flores itu, kata Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli kepada Antara, Senin.
Baca juga: Pemkab Lumajang distribusikan air bersih di daerah kekeringan
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan dampak kekeringan yang melanda wilayah itu selama beberapa bulan terakhir ini.
Wabup Payong Boli menambahkan, pemerintah telah menetapkan masalah kekeringan yang melanda wilayah itu sebagai bencana.
Baca juga: BPBD Gunung Kidul habiskan Rp300 juta untuk distribusi air bersih
Keputusan ini agar bisa dijadikan sebagai dasar hukum dalam mengambil langkah-langkah penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.
Penanganan jangka pendek yang dilakukan pemerintah adalah mengadakan air bersih dan mendistribusikan ke wilayah wilayah yang dilanda kekeringan, selain meminta kepada para kepala desa untuk menerapkan pola proyek swakelola dengan melibatkan masyarakat desa.
Baca juga: Pemkab Purwakarta salurkan 161.400 liter air ke daerah kekeringan
"Kami juga sudah memerintahkan para kepala desa untuk menerapkan pola proyek swakelola supaya tenaga kerja di bayar upah dari dana desa dengan," katanya.
Mengenai penanganan jangka panjang, dia mengatakan, dalam penanganan jangka panjang, pemerintah berencana membangun sumur bor permanen, dan jaringan air minum bersih di daerah rawan kekeringan itu.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019