Ankara (ANTARA) - Turki dengan keras mengutuk serangan teror di satu pesta perkawinan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, hingga menewaskan 60 orang dan melukai hampir 200 orang lagi.
"Dengan kesedihan mendalam, kami mendengar berita bahwa satu serangan teroris terhadap gedung pesta perkawinan di Kabul kemarin merenggut banyak nyawa dan membuat banyak orang lagi cedera," kata Kementerian Dalam Negeri di dalam satu pernyataan.
"Kami dengan keras mengutuk serangan teroris yang tak manusiawi ini, yang ditujukan kepada orang yang tak bersalah, dan mendoakan semoga mereka yang meninggal mendapat pengampunan Tuhan, dan yang cedera cepat sembuh, serta menyampaikan belasungkawa kepada Pemerintah sahabat serta saudara kami rakyat Afghanistan," tambah pernyataan itu.
Baca juga: Bom bunuh diri saat pesta perkawinan di Afghanistan tewaskan 63 orang
Di tengah konflik yang berkecamuk di negeri tersebut, pesta perkawinan tradisional telah memberi rakyat Afghanistan rasa bahagia yang langka di tengah rongrongan perang. Banyak korban dimakamkan pada Minggu pagi, di tengah suasana sedih.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Nusrat Rahimi mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu bahwa pengeboman bunuh diri di ruang pesta perkawinan Dubai City di Jalan Darul Aman telah mengakibatkan kekacauan. Ia membenarkan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban --yang kebanyakan adalah warga sipil yang sedang menghadiri pesta perkawinan.
Da'esh (IS), dalam pernyataan melalui daring, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Milisi Taliban dengan cepat membantah keterlibatan mereka dalam serangan itu.
Namun, Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani mengatakan Taliban tak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab atas serangan kejam tersebut sebab Taliban menyediakan landasan bagi pelaku teror di negeri itu.
Negara tetangga Afghanistan, Pakistan, juga menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Afghanistan setelah serangan tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Bus pegawai pemerintah meledak di Ibu Kota Afghanistan
Baca juga: Bom mobil meledak di markas kepolisian Kandahar, Afghanistan
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019