Jakarta (ANTARA Bews) - Menko Perekonomian dan Menko Polhukam direncanakan menjadi ketua tim pendamping pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), namun tim tersebut masih belum selesai dibentuk sehingga diperkirakan baru bisa bekerja secara efektif pada 2009."JSS itu kan inisiatif daerah, lalu kemudian ditindaklanjuti pengusaha. Maka diminta ada tim pemerintah yg mengawal itu. Dan tim itu sekarang sedang dibentuk," ujar Menteri Pekerjaan Umum (PU) Joko Kirmanto di Jakarta, Minggu.Sedangkan ketua harian tim yang akan dibentuk dengan Instruksi Presiden (inpres) itu, menurut Men PU, adalah dirinya bersama dengan Menteri Perhubungan. Ditambahkannya, aspek teknologi seharusnya tidak lagi menjadi masalah dalam pembangunan JSS itu mengingat pihaknya akan melibatkan para ahli terbaik dalam perencanaan jembatan yang akan menghubungkan Provinsi Lampung dan Provinsi Banten itu. "Dari aspek teknologi, saya kira sudah siap semua, tidak ada masalah. Kita juga sudah menunjuk orang terbaik di republik ini dan mereka sudah kita undang, sudah memberikan paparan di kantor tata ruang kantor saya dan Setneg. Jadi intinya tidak ada masalah kalau dari sisi teknologi," kata dia. Meski telah siap dari sisi teknologi, tambahnya, pihaknya baru bisa menjanjikan rampungnya pembangunan JSS pada 2020 akibat faktor pendanaan yang sangat besar. Dalam kesempatan terpisah, Deputi Kemeneg PPN/Bappenas Bidang Sarana Prasarana Dedi Supriadi Priatna mengkonfirmasi rencana pembentukan tim tersebut untuk menampung aspirasi yang diberikan kalangan investor. "Kalau tidak ada itu, kan bingung mereka mau nanya ke siapa," ujar dia. Sedangkan pendanaan proyek tersebut, katanya, akan diserahkan sepenuhnya kepada kalangan swasta yang berminat, sementara pemerintah akan membantu pada sisi dukungan perijinan. Agar proyek tersebut memiliki kapasitas keekonomian yang menarik, tambahnya, maka pemerintah juga berencana membangun kawasan ekonomi di sekitar jembatan tersebut, yakni Lampung dan Banten, mengingat sulitnya investor memperoleh keuntungan jika hanya mengandalkan pendapatan dari biaya keluar-masuk jembatan saja. Sebelumnya, lembaga Wiratman & Associates pernah memproyeksikan kebutuhan pendanaan pembangunan proyek JSS mencapai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp92 triliun dengan tahapan pembangunan terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap pembahasan prastudi kelayakan (2007-2009), tahap pembuatan studi kelayakan (2009-2013), dan tahap pembangunan (2013-2025).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008