Medvedev berhasil keluar dari dua break point saat memegang servis dalam kedudukan 5-4 pada set kedua, sebelum memenangi empat poin berikutnya, tiga di antaranya dengan ace, untuk menyudahi perlawanan petenis Belgia tersebut.
Gelar ini merupakan yang kedua pada tahun ini bagi Medvedev, yang pada dua hari Minggu sebelumnya gagal merebut gelar setelah pada final dikalahkan oleh Nick Kyrgios di Washington dan oleh Rafa Nadal di Montreal.
“Tidak akan baik jika saya kalah pada tiga final secara beruntun, sehingga ini melegakan dan saya sangat senang,” kata Medvedev dalam wawancara di sisi lapangan dengan ESPN setelah bermain pada pertandingan ke-16 dia dalam 20 hari.
“Saya mulai merasakan kram saat kedudukan 5-3 (set kedua), pertama kali dalam tiga pekan saya mulai kram, mungkin karena tegang dan ini sudah 24 hari berturut-turut saya bermain tenis.”
“Saya mulai kram cukup keras, jadi pada gim terakhir,15-40, saya tahu jika kedudukan lima sama, saya dalam posisi yang buruk."
“Saya melakukan empat servis yang tidak bisa dikembalikan dan tiga diantaranya dengan ace. Ini sulit dipercaya," kata Medvedev.
Tekanan terlihat dalam pertandingan final tersebut saat Medvedev melemparkan raket ke tanah setelah kehilangan poin, tapi ledakan amarahnya itu hanya berlangsung sesaat dan dia dengan cepat menyusun kembali permainannya untuk merebut gelar kelimanya dalam dua tahun, demikian dilaporkan Reuters.
Pewarta: Irwan Suhirwandi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019