Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh pada kisaran 6,2-6,4 persen pada triwulan I 2008, didorong oleh peningkatan belanja masyarakat dan produksi. "Kalau melihat sisi konsumsi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi kita masih baik," jelas Sekretaris Meneg PPN/Kepala Bappenas, Syahrial Loetan, di Jakarta akhir pekan lalu. Dikatakannya, perkiraan yang lebih besar dari prediksi Bank Indonesia (BI) sebelumnya 6,1 persen itu juga didasarkan pada asumsi bahwa resesi ekonomi AS dan krisis lainnya di dunia tidak berdampak signifikan pada Indonesia. "Mungkin nanti baru terlihat (dampak itu-red) pada triwulan II nanti. Namun, kita tetap optimis target enam persen hingga akhir tahun bisa tercapai," ujarnya. Sementara itu, Direktur Perencanaan Makro Kemeneg PPN/Bappenas, Bambang Prijambodo perkiraan tersebut sesuai dengan yang terlihat pada masih tingginya penjualan pada sektor ritel, belanja semen, impor barang modal, meningkatnya kredit konsumsi dan investasi, serta ekspor yang masih kuat, terutama ekspor nonmigas yang diperkirakan tumbuh 24,8 persen. Menurut data yang diperoleh Bappenas, beberapa faktor pendorong peningkatan belanja masyarakat adalah penjualan sepeda motor yang naik 36 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, indeks riil penjualan ritel Februari 2008 yang naik 12 persen (yoy), dan penyaluran kredit konsumsi yang naik lebih dari 200 persen dibandingkan triwulan I 2007. Dari sisi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB), Bappenas mencatat adanya kenaikan 2,2 persen dalam realisasi izin usaha tetap (IUT), kenaikan penjualan semen yang mencapai 16,8 persen dibanding tahun lalu, kenaikan impor barang modal hingga 102,5 persen. Juga terlihat, kenaikan kredit investasi yang disalurkan perbankan hingga Rp8,1 triliun, serta pertambahan kredit modal kerja yang disalurkan perbankan hingga lima kali lipat dari angka tahun lalu. Dari sisi ekspor dan impor barang dan jasa, tambahnya, pihaknya mencatat kenaikan (yoy) penerimaan ekspor barang mencapai 31,4 persen, kenaikan impor barang (yoy) hingga 49 persen dengan impor nonmigas yang naik 17,1 persen, dan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia naik 15,7 persen. Pertumbuhan di atas enam persen itu, menurut Wakil Ketua Panitia Anggaran (Panggar) DPR Harry Azhar Aziz, mengindikasikan perekonomian Indonesia yang masih meyakinkan di tengah guncangan ekonomi saat ini. "Tapi masih mengkhawatirkan karena penopangnya masih sektor konsumsi yang berpotensi tertekan oleh inflasi," katanya. Menurut Harry, jika pertumbuhan masih mengandalkan pada sektor konsumsi, maka dikhawatirkan peningkatan belanja hanya terjadi pada masyarakat golongan atas. (*)
Copyright © ANTARA 2008