Manado (ANTARA News) - Antrian panjang di sejumlah pangkalan Minyak Tanah (mitan) mulai terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), sehubungan adanya rencana pemerintah kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat.
Pantauan ANTARA News, Sabtu di Manado, sejumlah pangkalan mitan banyak "diserbu" warga, alasannya untuk menampung sebelum harga dinaikkan pemerintah.
"Mengumpul mitan sejak sekarang, karena takutk harga bahan bakar itu naik lebih mahal, kata Ny Fanny, salah satu warga Sario, Manado.
Menurut ibu rumah tangga berprofesi sebagai penjual makanan itu, bahwa isu kenaikkan harga BBM sudah meluas ditengah masyarakat.
Isu tersebut sudah berdampak pada harga berbagai kebutuhan pokok, padahal harga mitan masih dijual di setiap pangkalan Rp2.400 per liter.
Beberapa warga mengharapkan pemerintah tidak menaikkan harga BBM, karena akan mengganggu kegiatan ekonomi keluarga.
"Akibat rencana kenaikkan BBM itu, warga sudah panik dengan mendatangi sejumlah pangkalan mitan, padahal stok atau pasokan mitan masih dalam kondisi aman, "kata Marvel, salah satu penjaga pangkalan mitan di Kota Manado.
Guna mengantisipasi tidak terjadi kelangkaan mitan, pihak pengusaha pangkalan telah membatasi pembelian mitan, maksimal lima hingga 10 liter per keluarga, sesuai dengan asas domisili, agar tidak menimbulkan dampak buruk masyarakat.
Jika tidak diberi batasan pembelian, warga akan menampung sebanyak mungkin mitan, sehingga imbasnya warga lain tidak akan mendapat atau kebagian jatah, katanya.
Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sulut meminta warga tidak panik dengan rencana kenaikkan BBM, sehingga harus ada antrian panjang mitan di beberapa daerah.
Hingga saat ini kondisi mitan di Sulut dalam keadaaan aman, sementara harga masih dijual normal, kata Kepala Biro Ekonomi Pemprop Sulut, Luther Liwoso.
Pasokan mitan untuk Sulut setiap hari sebanyak 375 kiloliter (kl), dan masih sanggup memenuhi kebutuhan warga yang tersebar di 1.571 unit pangkalan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008