Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur memperketat penjagaan di setiap mapolsek setelah adanya serangan terhadap dua anggota Polsek Wonokromo Surabaya, Aiptu Agus Sumartono dan Briptu Febian oleh seorang pelaku berinisial IM.
"Ini bukan karena apa-apa, tapi karena pengembangan dari situasi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.
Baca juga: Kapolri: Pelaku penyerangan Polsek Wonokromo lakukan 'self radicalism'
Baca juga: Polisi jemput keluarga pelaku penyerangan Mapolsek Wonokromo Surabaya
Ia menegaskan penjagaan lebih ketat tersebut atas perintah langsung dari Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan.
Kendati dilakukan penjagaan secara ketat, namun pelayanan di mapolsek, khususnya di Wonokromo tetap berjalan seperti biasanya.
Dia mencontohkan aksi teror bom yang ditujukan ke Mapolrestabes Surabaya pada tahun 2018 tidak mengurangi pelayanan polisi terhadap masyarakat.
"Pelayanan tetap berjalan seperti biasa tidak ada yang berubah karena tugas polisi yang hakiki adalah memberi pelayanan kepada publik sehingga tidak akan berhenti karena teror," ucapnya.
Hal senada juga ditegaskan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho yang memastikan pelayanan tidak akan terganggu meski telah terjadi teror terhadap anggotanya.
Baca juga: Anggota Polri diserang di Mapolsek Wonokromo Surabaya
"Pelayanan untuk masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Namun, kewaspadaan akan ditingkatkan.
Sebelumnya, pada Sabtu (17/8) sekitar pukul 17.00 WIB, seorang pria tak dikenal menyerang anggota Polsek Wonokromo dengan berpura-pura melapor ke bagian SPKT.
Pelaku tiba-tiba menyerang menggunakan celurit hingga mengakibatkan seorang anggota polisi terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit serta seorang polisi lainnya menderita luka lebam.
Baca juga: Pembacok polisi di Mapolsek Wonokromo diduga sedang melakukan amaliyah
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019