Baghdad, (ANTARA News)- Paling tidak 13 orang tewas dalam pertempuran antara pasukan AS dan milisi Syiah di Kota Sadr Baghdad, kata para pejabat, Sabtu, sementara para ulama di sana mengecam para pemimpin Syiah karena menutup mata atas serangan yang mematikan itu. Militer AS melancarkan serangan-serangan udara terhadap sasaran-sasaran milisi di distrik kumuh yang dihuni sekitar dua juta jiwa itu sepanjang Jumat malam, kata para pejabat medis dan keamanan Irak, demikian diwartakan AFP. "Setiap sekitar 10 menit kami mendengar suara ledakan ," kata seorang penduduk kota itu Hussein Kadhim, 35 tahun . "Malam lalu mungkin merupakan malam terburuk pertempuran dalam bulan belakangan ini." Satu sumber medis di rumah sakit Al Sadr mengatakan 77 orang juga cedera dalam pertempuran itu. Semua yang tewas adalah pria. Mereka yang cedera termasuk wanita-wanita dan anak-anak. Sejak 25 Maret, pasukan AS dan Irak telah memerangi milisi di Kota Sadr sebagian besar dari milisi Tentara Mahdi yang dipimpin ulama garis keras Moqtada al Sadr yang anti AS. Ratusan orang tewas. Seorang staf Sadr menggunakan khotbahnya dalam sholat Jumat di Kot Sadr untuk mengecam pemimpin Syiah Ayatollah Al al Sistani karena bungkam menyangkut jumlah korban akibat bentrokan-bentrokan senjata di distrik itu. "Kami heran tidak ada suara dari Najaf - kota suci di Irak tengah di mana hirarki Syiah berpangkalan," kata Sheikh Sattar Battat. "Selama 50 hari, Kota Sadr dibom... Anak-anak, wanita-wanita dan orang-orang tua tewas akibat berbagai jenis senjata AS, dan Najaf tetap bungkam." Battat mengeluh bahwa tidak ada keputusan agama dari hirarki Syiah mengecam serangan pasukan AS dan pemerintah Irak terhadap para pejuang Syiah. "Bagi kami ini berarti bahwa Najaf menyetujui pembunuhan di Kota Sadr itu," katanya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008