Magelang, (ANTARA News) - Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (BKPB) sedang meneliti dampak perubahan iklim akibat pemanasan global terhadap batuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. "Ini sebagai penelitian awal kami melibatkan pakar klimatologi dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sebagai narasumber," kata Kepala BKPB Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Marsis Sutopo, di Magelang, Sabtu. Penelitian yang berlangsung Mei hingga Agustus 2008 itu bertujuan melacak sejumlah unsur, antara lain menyangkut perubahan kondisi cuaca, suhu, hujan,panas, dan dingin sejak 15 tahun terakhir. Candi Borobudur yang terletak di antara aliran Kali Elo dan Progo ini dibangun dengan menggunakan sekitar dua juta batu dari Gunung Merapi pada abad ke-8, masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Ia menjelaskan, perubahan iklim diperkirakan memengaruhi tingkat pelapukan batuan candi. "Kalau benda di alam terbuka terkena hujan, panas, dan dingin, logika kita benda akan cepat mengalami pelapukan. Akan tetapi, kecepatan pelapukan itu tentu beda antara satu lingkungan dengan lingkungan yang lain, apalagi terkait isu pemanasan global ini," katanya. Penelitian awal tersebut, kata dia, memelajari data klimatologi kawasan Candi Borobudur dan pengamatan secara visual terhadap berbagai jenis kerusakan batu candi. Hasil penelitian, kata dia, akan dijadikan acuan dalam melestarikan warisan peradaban dunia itu pada masa mendatang. "Tidak bisa kita istilahnya `mengenolkan` (memulihkan,red.) seperti kondisi batu semula, tetapi kita bisa meminimalisasi tingkat kerusakannya," katanya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008