Dia balas, 'sabar'. Saya enggak bisa sabar begitu."

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tiba-tiba protes saat bersama Menkeu Sri Mulyani disuguhi minuman air mineral dalam kemasan botol sekali pakai di acara Ignite The Nation di Jakarta, Minggu.

"Kemarin, saya demo di depan istana. Sekarang saya demo anak-anak muda. Stop pemakaian plastik sekali pakai," kata Susi Pudjiastuti dalam suara yang lantang.

Susi beraksi spontan itu saat Menteri Kuangan (Menkeu) Sri Mulyani sedang berbicara, dan panitia mengantarkan air mineral yang dikemas dalam botol plastik sekali pakai​.​​​​​​

Baca juga: Menteri Susi larang air mineral dalam kemasan plastik

Kala itu Susi bersama Sri Mulyani, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjadi pembicara dalam acara Ignite The Nation di Istora Senayan, Jakarta.

Susi langsung melontarkan argumentasi bahwa plastik merupakan pencemar kedua paling banyak di laut.

Aksi Susi siang itu mendapat sambutan meriah dari peserta Ignite The Nation. Panitia pun segera mengambil air mineral yang sudah disediakan untuk para panelis dalam sesi itu.

Baca juga: 1,3 juta ton plastik kemasan rusak lingkungan

Selama menjadi pembicara, Susi terlihat beberapa kali minum dari botol isi ulang (tumbler) yang dia bawa sendiri.

Dalam kesempatan itu, Susi menceritakan tantangan yang dihadapinya selama mengurus perairan di Indonesia, termasuk kebijakannya menenggelamkan kapal asing ilegal yang kontroversial.

Selama ini, Sri Mulyani menjadi salah seorang tempat curahan hati (curhat) Susi ketika mengalami masalah. Susi pun mengaku dia sering mengirim pesan singkat berisi curhatnya kepada Sri Mulyani.

"Dia balas, 'sabar'. Saya enggak bisa sabar begitu," kata Susi sambil tertawa.

Menutup sesi berbicara, Susi mengundang anak-anak muda untuk membuat aplikasi di bidang perikanan.

Baca juga: Air kemasan dalam botol 100 persen daur ulang kini hadir di Jakarta

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019