Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A Sarwono mengatakan, perbankan harus berkonsentrasi pada kualitas kredit seiring dengan pertumbuhan kredit sebesar 28,8 persen dan rasio pinjaman atas simpanan (LDR) 73,7 persen di tengah perekonomian dalam ketidakpastian. "Pertumbuhan 28,1 persen dengan pertambahan Rp34,2 triliun ini sangat besar, saatnya konsentrasi pada kualitas kredit," katanya menjawab pertanyaan seorang peserta seminar terkait besarnya kredit di saat perekonomian sedang tak menentu, di Jakarta Convention Centre, Jumat. Menurut dia, pihaknya tidak menyarankan agar perbankan mengerem penyaluran kredit, namun meminta agar perbankan lebih meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan. Wakil Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan dalam pertumbuhan kredit saat ini juga masih terdapat ruang untuk ekspansi. "LDR saat ini, yaitu 73,7 persen, dan pertumbuhan yang tinggi belum membahayakan seperti tahunan 1997," katanya. Ia menilai, kredit masih aman bila LDR masih di kisaran 80 persen. "Kalau sudah lebih, perlu waspada saat ini. Kalau tahun 1997, LDR kan di atas 100 persen," katanya. Sementara itu, data BI menyebutkan dana yang dikumpulkan perbankan dari masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) pada Maret menjadi Rp.1.466,2 triliun atau turun Rp8,3 triliun, sedangkan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) mencapai 73,3 persen yang merupakan LDR tertinggi pasca krisis ekonomi 1998. Rasio kredit bermasalah bruto (NPL gross), BI mencatat turun menjadi 4,33 persen dari 4,78 persen, sedangkan NPL neto turun menjadi 1,78 persen dari 2,1 persen.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008