Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore, menguat, karena pelaku pasar asing tertarik kembali ke pasar rupiah menyusul kenaikan bunga acuan BI menjadi 8,25 persen yang menjadikan kisaran dengan bunga the Fed semakin lebar. "Di samping itu kenaikan rupiah itu terpicu oleh laporan bahwa pemerintah mendapat pinjaman baru dari luar negeri (kreditor asing) sebesar Rp21 triliun yang memberikan sentimen positif terhadap pasar uang," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.247/9.255 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.261/9.265 atau naik 14 poin. Ia mengatakan, rupiah yang mengalami kenaikan dari sesi pagi hingga sore diperkirakan akan kembali menguat pada perdagangan awal pekan nanti. Karena sentimen positif itu masih akan menyelimuti pasar uang, meski harga minyak mentah dunia masih bertengger di angka 124 dolar AS per barel, katanya. Menurut dia, para pelaku semula khawatir gejolak kenaikan harga minyak mentah yang terus terjadi akan mengakibatkan anggaran pemerintah "bocor". Dengan mendapat pinjaman baru itu maka pemerintah akan dapat mengatur anggarannya lebih aman dan cepat mengantisipasi apabila ada gejolak kenaikan harga minyak mentah. Rupiah lanjut dia, mendapat dukungan dari investor asing terutama kawasan Timur Tengah yang aktif bermain di pasar syariah dan dari Singapura maupun Malaysia dalam sektor perbankan dan telekomunikasi. Menurut dia, rupiah akan tetap dijaga oleh BI pada kisaran antara Rp9.200 sampai Rp9.300 per dolar AS. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008