Singapura (ANTARA News) - Harga minyak melonjak ke rekor tertinggi baru dalam beberapa jam di perdagangan Asia, Jumat. Kontrak berjangka minyak utama New York, jenis light sweet pengiriman Juni mencapai 124,70 dolar per barel dan perdagangan harian ditutup 86 sen lebih tinggi pada posisi 124,55 dolar per barel . Kontrak ditutup pada rekor 123,69 dolar pada Kamis di New York Mercantile Exchange (Nymex) dan kemudian meningkat lagi usai beberapa jam transaksi ke tingkat tinggi sebelumnya 124,57 dolar. Minyak mentah Brent North Sea pengiriman Juni 85 sen lebih tinggi pada posisi 123,69 dolar per barel. Di London Kamis kontrak ditutup 123 dolar untuk pertama kalinya dan melonjak ke tingkat tinggi baru dalam perdagangan harian menjadi 123,87 dolar sebelum akhirnya turun ke tingkat 122,84 dolar. Harga minyak terus melonjak selama beberapa hari terakhir, dipicu oleh berbagai faktor termasuk aliran dana investor, kata para analis. Dari New York diberitakan bahwa harga minyak mentah mencapai di atas 123 dolar AS, Kamis, di tengah perdagangan yang rapuh setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersikeras bahwa pasar mendapat pasokan yang baik dan kenaikan harga dipicu ulah para spekulan. Sekretaris Jenderal OPEC Abdalla Salem El-Badri mengatakan Kamis, bahwa di pasar tidak ada kekurangan pasokan minyak mentah dan pihaknya menolak seruan untuk meningkatkan produksi guna menghambat kenaikan harga minyak. "Dalam bulan-bulan terakhir, harga minyak telah dengan mudah bergerak naik, terutama didorong perkembangan pasar keuangan dan meningkatnya aliran dana spekulasi ke dalam bursa berjangka minyak," kata El-Badri dalam sebuah pernyataannya. Gejolak di beberapa pasar saham global dan melemahnya dolar AS telah mendorong para investor mencari imbal hasil yang lebih baik di pasar komoditi, terutama pasar berjangka minyak mentah. "Ini telah mendorong harga bergerak naik. Di pasar jelas tidak ada kekurangan pasokan minyak," tambahnya. Produksi minyak 13 negara anggota OPEC mencapai sekitar 40 persen dari produksi minyak dunia, dengan produksi saat ini 32 juta barel per hari. Kenaikan harga minyak juga didorong berlanjutnya kerusuhan di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika, dimana serangan-serangan kelompok pemberontak telah mengakibatkan berkurangnya produksi sekitar seperempatnya dalam dua tahun terakhir. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008