WIKA: Peserta SMN calon pemimpin Indonesia

Manado (ANTARA) - General Manager Departemen Sipil Umum 3 PT Wijaya Karya Tbk Adhyasa Yutono optimistis peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) adalah calon pemimpin Indonesia di waktu mendatang.

"Mudah-mudahan ke depan ada yang menjadi Menteri, direktur BUMN atau bahkan mungkin menjadi Presiden," katat Yutono saat memberikan pembekalan kepada peserta SMN di kantor PT WIKA Bendungan Kuwil-Kawangkoan, Kabupaten Minahasa Utara, Sabtu.

Walaupun belum tahu kapan waktunya akan menjadi pemimpin Indonesia di masa datang, namun semangat belajar dan mengisi kehidupan dengan kegiatan bermanfaat harus tetap dilakukan.

"Tetap semangat, penuh motivasi ketika belajar," ajaknya.

Momentum SMN, kata dia, adalah ruang memperkenalkan keberagaman sekaligus belajar potensi-potensi sumber daya alam yang kandung Ibu Pertiwi.

Karena itu, Yutono mengharapkan ketika datang ke Sulawesi Utara, gunakanlah waktu yang tersedia belajar karakteristik yang ada di provinsi yang kerap disebut "Bumi Nyiur Melambai".

"Indonesia luas, sayang apabila potensi-potensi yang tersedia tidak dibangun, tidak dimanfaatkan, potensinya luar biasa," katanya.

Menjadi peserta SMN, kata dia, cukup beruntung karena siswa diberikan kesempatan melihat salah satu tempat di Indonesia termasuk interaksi manusia di dalamnya.

"Saya berharap latih kepemimpinan adik-adik, kalian punyan potensi luar biasa karena menjadi terbaik yang mewakili Provinsi Jawa Tengah, kembangkan kemampuan diri sebagai bekal menjadi pemimpin Indonesia di kemudian hari," katanya.

Sulawesi Utara, khususnya Manado, kata dia, adalah tempat yang menyenangkan. Karena itu pasti kerasan datang ke daerah ini.

Usai diperkenalkan tentang profil PT WIKA dan PT Nindya Karya, peserta SMN diajak melihat pembangunan Bendungan Kuwil yang berada tidak jauh dari "direksi keet" (tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian pekerjaan, dan pekerjaan administrasi proyek).

Selain mendapatkan penjelasan terkait pembangunan proyek strategis nasional tersebut, peserta SMN dan guru pendamping memanfaatkan momentum tersebut untuk mengambil foto.