Singapura (ANTARA News) - Saham-saham Singapura dibuka melemah, Jumat, setelah harga minyak naik ke rekor baru di atas 124 dolar AS per barel tadi malam, memicu kekhawatiran baru tentang inflasi ketika para konsumen bergulat dengan melambungnya harga pangan, demikian laporan Thomson Financial. Kenaikan inflasi dapat mendorong pelemahan pertumbuhan ekonomi dan para analis percaya kenaikan harga pangan dan energi akan terus berlanjut. "Saya tidak melihat sesuatu yang dapat membawa harga komoditi turun," kata Jim Rogers, salha satu pendiri the Quantum Fund, sebuah hedge fund global yang dirikan Rogers dan miliarder George Soros pada 1970. Rogers yakin harga minyak dan panagn akan terus naik karena kuatnya permintaan dan ketatnya pasokan. Tidak banyak ladang minyak ditemukan dalam beberapa tahun terakhir ini dan luas lahan untuk tanamana pangan menurun, kata dia. Pada pukul 9:02 waktu setempat (0102 GMT), indeks Straits Times turun 9,51 poin atau 0,3 persen pada 3.162,37. Namun, jumlah saham naik masih melebihi saham turun, 82 terhadap 66 saham, dengan 1.404 saham tak berubah. Di pasar terdapat 53,7 juta saham diperdagangkan senilai 71,8 juta dolar Singapura. (1 dolar AS = 1,37 dolar Singapura). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008