Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan program penghematan BBM bersubsidi tahun 2008 hanya mampu menghemat 25 persen dengan volume konsumsi sekitar 39 juta kiloliter. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengemukakan di Jakarta, Kamis, terkait program pembatasan premium dan solar bersubsidi melalui Kartu Pintar ("smart card") mundur dari jadwal semula. "Kami sudah putuskan pengadaan Kartu Pintar melalui tender, sehingga pemberlakuannya akan mundur," katanya. Diakuinya, pengadaan kartu melalui penunjukkan langsung memang bisa lebih cepat, namun secara aturan tidak dimungkinkan. Purnomo mengatakan, pelaksanaan tender Kartu Pintar yang sudah diumumkan sejak Rabu (7/5) membutuhkan waktu setidaknya 45 hari dan ditambah pembuatannya selama 80 hari. Sebelumnya, pemerintah menargetkan keberhasilan program penghematan BBM bersubsidi terealisasi 50 persen atau volume konsumsi sekitar 37,8 juta kiloliter. Sedang, jika penghematan terealisasi 100 persen maka konsumsi mencapai 35,5 juta kiloliter dan jika 0 persen maka konsumsi mencapai sekitar 41 juta kiloliter. Rapat kabinet, Senin (5/5) memutuskan pemerintah akan segera menaikkan harga BBM bersubsidi, melakukan program penghematan, dan memberikan kompensasi kepada masyarakat kecil. Terkait program penghematan, upaya yang akan dilakukan pemerintah antara lain perluasan tarif listrik nonsubsidi, pembatasan BBM bersubsidi melalui pemberlakuan Kartu Pintar dan Kartu Kendali buat minyak tanah, serta konversi energi. Purnomo juga mengatakan, kenaikan harga BBM merupakan solusi jangka pendek, sedang Kartu Pintar merupakan langkah jangka panjang. "Program Kartu Pintar tidak bisa cepat, karena harus mengubah perilaku masyarakat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008