"Ini pertama kalinya saya melihat langsung lomba-lomba hari kemerdekaan. Kalau di negara saya tidak ada," kata pengungsi pencari suaka, Reza Hasini di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu.
Pria asal Afganistan itu juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang sudah membantu termasuk menyelenggarakan lomba sehingga menghibur mereka.
Berbeda dengan Reza, pengungsi lainnya Wasi Abidi mengaku sudah pernah menyaksikan lomba tersebut ketika ia ditampung di pengungsian di Bogor.
"Sewaktu di Bogor, saya pernah lihat langsung juga. Seru dan menghibur," kata pria asal Afganistan itu.
Baca juga: Wizzy bilang momen 17 Agustus banyak keceriaan untuk anak-anak
Baca juga: Wali Kota Jakpus ikut lomba dayung 17-an di Kali Pasar Baru
Baca juga: Sandiaga kunjungi perayaan kemerdekaan di Jalan Jaksa
Pengungsi lain Hayet Huseini mengatakan lomba itu selain menghibur juga memberikan pelajaran, yakni fokus dan sabar seperti lomba balap kelereng.
Sedangkan saat lomba balap karung, kata dia, mengajarkan cara bertahan dari kesulitan.
"Permainannya seru tapi ada makna juga untuk hidup," katanya.
Para pencari suaka yang ikut lomba tradisi masyarakat Indonesia itu tidak hanya dari kalangan dewasa tetapi juga anak-anak ikut antusias mengikuti lomba.
Selain balap karung dan makan krupuk, anak-anak para pencari suaka itu juga diajak berlomba balap kelereng.
Lomba tersebut diadakan oleh Polsek Kalideres didukung relawan dan instansi lain.
"Kami ingin kenalkan budaya Indonesia," kata Wakil Kepala Polsek Kalideres Ajun Komisaris Polisi Julianto.
Panitia setempat menyediakan bingkisan menarik seperti pakaian dan bingkisan lainnya bagi pemenang lomba.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019