Magelang (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, mengatakan pencurian sumber daya alam (SDA) menyebabkan Indonesia menderita kerugian sekitar 16 miliar dolar AS per tahun."Pencurian ini sudah berlangsung dari tahun 2004. Laporan dari Pak Menteri DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan-red), pencurian SDA, termasuk perikanan, pembalakan liar, peredaran narkotika, dan perdagangan orang," katanya, di Magelang, Kamis (8/5), usai melakukan penanaman pohon sawo kecil sebagai pohon kenangan di Kompleks Akademi Militer Lembah Gunung Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah.Departemen Pertahanan bekerja sama dengan instansi lain, seperti Bea Cukai, Perhubungan, dan DKP memadukan semua kemampuan alat utama sistem persenjataan untuk patroli bersama untuk mencegah pencurian SDA.Para pelaku pencurian SDA, katanya, memiliki modal kuat dan kapal-kapal yang kuat untuk beroperasi secara ilegal di Indonesia. Mereka dalam menjalankan aksi ilegalnya di Indonesia terorganisasi dengan baik. "Mereka sangat terorganisasi, baik itu dalam pembalakan liar, perikanan liar, penyelundupan, terutama sekarang ini penyelundupan BBM (bahan bakar minyak) karena BBM kita, harganya termasuk murah dibanding dengan negara tetangga," katanya. Kerja sama antardepartemen untuk menghadapi pencurian SDA, katanya, merupakan langkah maksimal yang bisa dilakukan akibat adanya keterbatasan anggaran di setiap departemen. "Berapa pun anggarannya akan kita pakai sebisa mungkin supaya sedikit demi sedikit kita bisa kurangi kebocoran-kebocoran dan tindakan-tindakan ilegal," katanya. Di hadapan para taruna Akademi Militer, taruna Akademi TNI, siswa Pendidikan Pertama Perwira Prajurit Karier TNI, dan siswa SMA Taruna Nusantara di Gedung Soedirman, Kompleks Akmil Lembah, Menhan Sudarsono mengatakan, total kebutuhan minimal Departemen Pertahanan tahun 2008 sekitar Rp100 triliun untuk membangun pertahanan secara memadai. Ia mengatakan, APBN tahun 2008 sekitar Rp782 triliun dan sekitar 80 persen untuk kebutuhan bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sedangkan sekitar 20 persen untuk politik, hukum, dan hak asasi manusia. Anggaran sekitar Rp32 triliun pada tahun 2008 digunakan untuk pembangunan kekuatan militer tiga angkatan, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). "Dephan harus cermat menghitung anggaran supaya negara bisa dipertahankan. Kita tahu anggarannya kurang, maka kita mengalah karena ekonomi dan kesejahteraan rakyat memang perlu diprioritaskan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008