Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta segenap pihak untuk bersama-sama menurunkan jumlah penderita dan angka kematian yang disebabkan malaria. "Penanggulangan malaria yang dilakukan kecenderungannya membaik dan makin efektif dalam tiga tahun terakhir. Kematian terus menurun," kata Presiden Yudhoyono pada peringatan Hari Malaria Sedunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kamis. Dari laporan yang diterima dari Depkes, kata Presiden Yudhoyono, jumlah penderita malaria yang meninggal tahun 2005 mencapai 0,92 persen, tahun 2006 turun menjadi 0,42 persen dan tahun 2007 turun lagi menjadi 0,2 persen. "Namun jangan puas diri dulu. Harus dilaksanakan terus lebih gigih. Kita bikin nol persen. Dengan kerja keras pasti bisa," kata Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono. Untuk itu, Presiden menginstruksikan tiga hal yang harus dilakukan, yaitu meningkatkan pendidikan, sosialisasi dan advokasi agar masyarakat semakin sadar terhadap malaria melalui berbagai cara dan media. Kedua, meningkatkan ketrampilan petugas, perawat, dan penggunaan obat-obatan yang tepat serta teknologi terkini. "Pelihara lingkungan yang bersih dan sehat di setiap RT, RW di semua pojok-pojok daerah," katanya. Dijelaskannya, malaria merupakan penyakit lama yang kembali muncul akibat pengaruh perubahan cuaca, sehingga penanganannya perlu komitmen global dan kerjasama global. "Dunia sepakat menuntaskan malaria secara terpadu dan sungguh-sungguh dan juga menjadi sasaran dari Millenium Development Goals (MDGs)," kata Presiden. Menurut Presiden, pada saat peringatan satu abad kebangkitan nasional ini pemerintah diingatkan bahwa pembangunan kesehatan merupakan prioritas tertinggi untuk dilakukan pemerintah pusat dan daerah. "Bersama sektor pendidikan dan upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Kesehatan terus ditingkatkan sehingga kualitas hidup bisa naik," katanya. Dikatakan Presiden, anggaran kesehatan di APBN tiap tahun terus meningkat, tahun 2005 sebesar Rp11,76 triliun, 2006 menjadi Rp16,39 triliun, 2007 sebesar Rp22,13 triliun kenaikan dan tahun 2008 juga naik meski ada penyesuaian akibat harga minyak yang menekan APBN. "Layanan kesehatan makin hari harus makin berkualitas, murah dan gratis bagi yang miskin dan mudah dijangkau. Terus kembangkan secara besar-besaran fasilitas dan tingkat kesehatan terutama bagi masyarakat tidak mampu," katanya. Kepala Negara juga meminta agar program-program kesehatan seperti pekan imunisasi, posyandu, pos KB yang masih relevan untuk saat ini terus dilanjutkan meski merupakan program warisan pemerintah lama. Dalam kesempatan itu, Presiden secara simbolis memberikan bantuan kelambu anti nyamuk sebanyak 2.196.620 lembar dan 127.000 paket obat malaria. Menkes Siti Fadilah Supari dalam kesempatan itu mengatakan upaya pengendalian malaria sudah dilaksanakan sejak 1959. Meski begitu di Indonesia dari 576 kabupaten dan kota ada 424 atau 73,6 persen yang endemis malaria dan sekitar 45 persen penduduk Indonesia beresiko tertular malaria. (*)
Copyright © ANTARA 2008