Jakarta (ANTARA) - Bos Chelsea Frank Lampard mengaku jijik oleh penghinaan rasis yang diterima penyerang Tammy Abraham menyusul kekalahan mereka pada Piala Super UEFA melawan Liverpool.
Kegagalan Abraham dalam adu penalti telah membuat tim asuhan Jurgen Klopp menjuarai Piala Super Eropa di Istanbul setelah kedua tim seri 2-2 sampai akhir perpanjangan waktu. Mantan pemain Aston Villa itu pun sasaran penghinaan di Twitter.
Lampard sendiri memuji keberanian Abraham untuk menjadi penendang kelima dan menyatakan terlalu mudah orang mengirimkan penghinaan di Twitter.
"Saya sungguh jijik oleh apa yang disebut fans Chelsea," kata dia seperti dikutip ESPN. "Untuk melihat akhir berbeda pada spektrum malam itu, Tammy Abraham meminta izin saya untuk menjadi penendang penalti kelima, karena dia menginginkannya, ingin tegar, ingin jadi orang berani pada malam besar ketika disaksikan dunia."
Baca juga: Pesan Lampard kepada Abraham setelah gagal dalam adu penalti
"Pada waktu yang sama, dalam beberapa saat, ada orang cuma duduk di belakang keyboard atau ponsel menyampaikan hal-hal paling menjijikkan yang kamu bisa sampaikan."
"Saya tak tahu bagaimana platform ini (Twitter) bisa membiarkan orang seperti itu bisa melakukan hal seperti itu. Terlalu mudah melakukan hal yang perlu dilakukan sebagaimana mengubah sama sekali kerangka berpikir orang."
Lampard mengkritik Twitter yang tidak bisa menyaring orang-orang yang bebas mencela orang.
Sementara itu organisasi anti-diskriminasi terkemuka Eropa, jejaring Fare, mendesak Twitter untuk lebih bertanggung jawab lagi dalam memerangi insiden rasisme dalam platform media sosial ini.
Baca juga: Liverpool juara, tundukkan Chelsea lewat adu penalti
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019