Jakarta (ANTARA News) - President & CEO PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar memastikan perusahaannya akan tetap melepas saham perdana (IPO/Initial Public Offering) pada 2009. "Kami tetap pada rencana semula yaitu akan IPO pada 2009," kata Emirsyah Satar di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, sebelum melakukan IPO pihak manajemen akan terlebih dahulu melaksanakan persiapan pendukung. Salah satunya adalah dengan meningkatkan terlebih dahulu nilai tambah perusahaan sebelum kemudian melepas saham ke pasar. "Rencananya akan kita tingkatkan dulu value perusahaan baru kemudian IPO," katanya. Nilai tambah perusahaan harus terus berkelanjutan dan tidak sekadar mampu meraup laba pada tutup tahun. "Kalau melihat value harus juga melihat sustainability-nya dan bagaimana kita memperbaiki permodalan agar bisa lebih bagus," katanya. Emirsyah optimistis Garuda akan semakin sehat tahun ini ditandai dengan perolehan untung pada tutup buku tahun lalu. Saat ini yang terpenting adalah meningkatkan cara memperbaiki neraca keuangan perusahaan melalui rekapitulasi dan restrukturisasi utang-utang. Pihaknya juga bertekad memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan salah satunya dengan meminimalisir delay atau keterlambatan pemberangkatan pesawat. "Target kita jelas tahun ini pelayanan kepada pelanggan akan jauh membaik," katanya. Sementara soal besaran saham yang akan dilepas dalam IPO pada 2009, Emirsyah menyerahkan sepenuhnya kepada pemegang saham. Sebelumnya Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, PT Garuda Indonesia akan dipersiapkan diprivatisasi melalui metode IPO pada 2009. Saat ini kondisi keuangan termasuk utang-utang Garuda telah berhasil terestrukturisasi sehingga belum akan diprivatisasi pada tahun ini. Untuk memperoleh manfaat pajak yang lebih besar, pihaknya akan melepas saham ke pasar dalam kisaran 30 hingga 40 persen. Menteri juga menegaskan pelepasan saham tersebut juga sangat tergantung pada kondisi dan perkembangan pasar. Apalagi saat ini Garuda telah terestrukturisasi dengan baik sehingga potensi privatisasi melalui IPO menjadi semakin besar. Sedangkan opsi privatisasi melalui metode strategic sales yang semula sempat direncanakan untuk Garuda tidak akan diterapkan mengingat saat ini kondisi BUMN penerbangan itu sudah semakin membaik. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008