Zurich (ANTARA News) - Presiden FIFA Sepp Blatter akan mengajukan aturan yang lebih ketat bagi pemain yang ingin pindah kewarganegaraan, dalam upaya mencegah dominasi pemain kelahiran Brazil pada putaran final Piala Dunia. Blatter mengatakan banyak negara, khususnya di Afrika dan Eropa, telah melanggar peraturan yang ada saat ini, yang menyatakan seorang pemain bisa bermain untuk tim nasional negara yang bukan tempat kelahirannya, jika ia setidaknya telah dua tahun tinggal di negara itu, atau memiliki orang tua atau kakek dan nenek yang lahir di negara itu. "Saya bukan nabi, tetapi saya bisa mengatakan bahwa pada Piala Dunia 2014 nanti setengah dari jumlah pemain akan berasal dari Brazil dan kami harus menerapkan aturan yang lebih ketat untuk mencegah itu," kata Blatter. "Komite eksekutif akan mengajukan kepada kongres bahwa seorang pemain bisa membela timnas yang berbeda bila ia telah setidaknya lima tahun tinggal di negara itu," paparnya. Proposal tersebut membutuhkan sedikitnya 75 persen dukungan dari kongres di Sydney, 29 Maret, di mana 208 asosiasi anggota FIFA masing-masing memiliki satu suara. Pada 2004 FIFA terpaksa memperketat aturan setelah tiga pesepak bola kelahiran Brazil memilih membela Qatar pada kualifikasi Piala Dunia 2006, walaupun tidak ada hubungan apapun antara pemain dengan negara itu. Walau peraturan kemudian diperberat, tetapi banyak pemain yang benar-benar memanfaatkan limit minimal dua tahun itu. Misalnya gelandang Arsenal kelahiran Brazil, Eduardo da Silva, yang membela timnas Kroasia setelah dua tahun bermain di klub Kroasia Dinamo Zagreb. Usulan kontroversial Proposal untuk memperketat peraturan itu adalah bagian dari rencana Blatter untuk mengurangi jumlah pemain asing yang bermain di sebuah negara. Blatter menegaskan ia akan terus maju dengan proposal kontroversialnya untuk membatasi sebuah klub di lapangan hanya bisa diperkuat oleh pemain dari lima negara. Uni Eropa telah menyatakan bahwa proposal itu bertentangan dengan hukum pergerakan bebas pemain yang dianutnya, sehingga berisiko terjadinya tuntutan ke pengadilan. "Ya, yang saya inginkan adalah mandat dari kongres," tegas Blatter. Presiden FIFA itu membenarkan berita Reuters bulan lalu bahwa ia akan mencoba untuk mencapai "kesepakatan yang tidak tertulis" dengan 208 anggota FIFA, termasuk yang berasal dari Eropa, untuk bisa lolos dari hukum Uni Eropa. "Mengingat perbedaan liga dan klub...jika asosiasi nasional memberi saya mandat, maka saya akan memberi kembali mandat itu kepada asosiasi guna mencapai kesepakatan dengan liga dan klub masing-masing," jelas Blatter. (*)
Copyright © ANTARA 2008