Pemukulan Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cage harus diusut tuntasBanda Aceh (ANTARA) - DPR Aceh mendesak Polda Aceh mengusut tuntas dugaan pemukulan terhadap Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cage oleh oknum polisi saat unjuk rasa mahasiswa di lembaga legislatif tersebut, Kamis (15/8).
"Pemukulan Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cage harus diusut tuntas. Saudara Azhari Cage dipukul polisi saat menjalankan tugas sebagai wakil rakyat," kata Ketua DPR Aceh Muhammad Sulaiman di Banda Aceh, Jumat.
Muhammad Sulaiman mengatakan, dirinya menugaskan Azhari Cage bersama anggota Komisi I lainnya, menerima mahasiswa yang berunjuk rasa di Gedung DPR Aceh, Kamis (15/8).
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa menuntut persoalan perdamaian Aceh yang sudah berjalan 14 tahun dituntaskan, seperti realisasi seluruh butir-butir perjanjian damai atau MoU Helsinki dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Baca juga: Pemukulan anggota DPR Aceh oleh oknum polisi disesalkan
Berdasarkan perintah tersebut, Azhari Cage bersama anggota Komisi I DPR Aceh Bukhari Selian menerima mahasiswa pengunjuk rasa. Namun, mahasiswa mendesak mengibarkan bendera bulan bintang di tiang bendera DPR Aceh.
Muhammad Sulaiman mengatakan, unjuk rasa mahasiswa tersebut berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa dipukuli aparat keamanan, termasuk Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cage.
"Atas nama institusi, kami sudah meminta Azhari Cage melaporkan ke polisi. Pemukulan saudara Azhari sebagai bentuk pelecehan DPR Aceh sebagai lembaga negara," kata dia.
DPR Aceh, lanjut Muhammad Sulaiman, mengecam dan mengutuk pemukulan terhadap Azhari Cage. DPR Aceh juga menyesalkan pernyataan Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto yang menyatakan tidak ada pemukulan atau kekerasan fisik terhadap anggota DPR Aceh tersebut.
Baca juga: Anggota DPR Aceh mengaku lebam karena dipukuli polisi
"Oknum kepolisian seharusnya mengayomi bukan berbuat anarkis seperti memukul anggota DPR Aceh. Pemukulan dilakukan di dewan. Karena itu, kami mendesak Kapolda Aceh tindaklanjuti laporan Azhari Cage," pungkas Muhammad Sulaiman.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019