Samarinda (ANTARA News)- Aksi unjukrasa puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Samarinda, Kaltim, Rabu sore, dikawal puluhan polisi dari Satuan Samapta Poltabes Samarinda.Penjagaan ketat dilakukan menyusul aksi pengeroyokan yang dilakukan puluhan pendukung salah satu calon gubernur (cagub) Kaltim, terhadap mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Berantas Korupsi Kaltim (KRBK) saat menggelar unjukrasa di Simpang Empat Mall Lembuswana, sehari sebelumnya (Selasa, red).Atas peristiwa itu, tiga mahasiswa dilarikan ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda akibat menderita luka memar, bahkan salah seorang diantaranya yakni, Humas KRBK, Sutrisno, hingga saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.Sementara, aksi unjukrasa sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Anti Koruptor Kaltim (SMAKK), sempat diwarnai ketegangan dengan pihak kepolisian. Polisi meminta mahasiswa tidak menggelar aksi sebab belum mengantongi ijin dan untuk pertimbangan keamanan. "Kami meminta rekan-rekan mahasiswa tidak menggelar unjukrasa sebab kalian tidak meminta ijin serta demi keamanan kalian sendiri," kata Kepala Bagian Operasi Poltabes Samarinda, Komisaris Sigid Haryadi kepada mahasiswa. Karena mahasiswa terus mendesak, polisi akhirnya mengijinkan SMAKK berunjukrasa selama 10 menit.Kecam tindak premanisme salah satu pendukung cagub KaltimSelain membagi-bagikan selebaran berisi kecaman tindak premanisme yang dilakukan pendukung salah satu cagub Kaltim, aksi unjukrasa mahasiswa di Simpang Empat Mall Lembuswana itu juga dilakukan dengan membentangkan spanduk sepanjang 10 meter bertuliskan `Lawan dan Penjarakan Koruptor Kaltim`. "Aksi ini bentuk solidaritas terhadap rekan-rekan kami yang dikeroyok oleh salah satu pendukung cagub saat menggelar aksi unjukrasa kemarin (Selasa, red)," kata kordinator lapangan SMAKK, Muhammad Murdho, kepada ANTARA ditemui usai unjukrasa. Massa SMAKK kata Muhammad Murdho berasal dari berbagai perguruan tinggi di Kaltim yakni, Universitas Mulawarwan (Unmul), Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dan STIMIK. "Kami menggelar`unjukrasa bukan untuk mendiskreditkan salah satu cagub, tetapi SMAKK yang merupakan gabungan dari berbagai elemen mahasiswa mendesak KPK, kepolisian dan Kejagung agar segera menuntaskan kasus-kasus korupsi di Kaltim," ujarnya. Aksi unjukrasa SMAKK itu akhirnya berakhir sekitar pukul 17. 45 wita. Mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib, di bawah pengawalan ketat sekitar 60 personil Dalmas Poltabes Samarinda. "Kami akan terus menggelar unjukrasa menuntut penegakan hukum terkait pengeroyokan mahasiswa yang berunjukrasa menentang koruptor Kaltim," tegas Korlap SMAKK tersebut(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008