"Tidak hanya itu jalan sepanjang perbatasan atau dikenal dengan istilah sabuk perbatasan sudah terhubung satu sama lain dengan kualitas jalan yang sudah bisa dilalui kendaraan, “ ujar pria lulusan Magister Ilmu Politik UI tersebut di Pontianak, Jumat.
Bambang Hermansyah, juga mengingatkan setelah pembangunan fisik berhasil di perbatasan, pekerjaan rumah utama sesungguhnya di perbatasan adalah memakmurkan dan meningkatkan pendidikan serta kesehatan masyarakat perbatasan.
"Hal itu dilakukan agar tidak kalah sejahtera, tidak kalah pintar dan jauh lebih sehat daripada negara tetangga. Sehingga masyarakat perbatasan tidak tergantung lagi dengan negara tetangga, hal ini menjadi bukti nyata hadirnya negara, adanya Indonesia Merdeka 74 tahun lamanya," ujar Staf Ahli MPR RI itu.
Terkait pidato nota keuangan dan RAPBN 2020, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa alokasi anggaran pendidikan berada di angka Rp500 triliun. Pria kelahiran Pemangkat ini berharap dengan anggaran pendidikan yang hampir mendekati 30 persen dari APBN ini kualitas pendidikan di perbatasan juga meningkat bersaing dengan daerah – daerah lainnya.
"Kita sering melihat masih banyaknya sekolah – sekolah yang tidak representatif di perbatasan, kekurangan guru, kekurangan buku bahkan sangat sering ditemukan anak – anak yang tidak mempunyai seragam lengkap dan tanpa alas kaki. Kita berharap tema 74 tahun Indonesia Merdeka: SDM Unggul, Indonesia Maju sampai ke perbatasan sampai ke ujung negeri," katanya.
Dia melanjutkan, di daerah perbatasan yang ada di Kalbar harus terus diperhatikan. Program pembangunan fisik dan SDM harus terus disentuh. Begitu juga pembangunan dengan pendekatan harus dihadirkan di tengah masyarakat.
"Ketertinggalan yang ada harus segera kita tutupi dengan pemerataan dan percepatan pembangunan. Orang perbatasan harus disejajarkan dengan di kota," katanya.
Pewarta: Dedi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019