Pasuruan (ANTARA News) - Dituduh selingkuh, Subawe (42), Kepala Desa Rebalas, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (7/5), diarak warganya ke Balai Desa setempat. Namun demi pertimbangan keamanan, Subawe yang baru delapan bulan memangku jabatan Kepala Desa Rebalas itu, kemudian diamankan polisi ke Mapolsek Grati bersama, Suhayani (26), perempuan yang diduga pasangan selingkuhnya. Kapolsek Grati, AKP Bambang HS menjelaskan, langkah pengamanan terhadap kepala desa dan perempuan pasangan selingkuhnya itu dilakukan demi keselamatan kedua belah pihak. Dalam pemeriksaan, keduanya telah mengakui perbuatannya yang menimbulkan kemarahan warganya. Subawe juga telah membuat surat penyataan mengundurkan diri dari jabatan kelapa desa. Ia menjelaskan, kejadian berawal saat Subawe dan Suhayani berada di rumah Suhadi (60), Rabu (7/5) dini hari. Saat itu belasan warga mendatangi rumah Suhadi dan kemudian mengarak kepala desa dengan perempuan pasangan selingkuhnya ke balai desa. Di Balai Desa, Subawe kemudian dipaksa warganya untuk membuat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan Kepala Desa Rebalas. Namun kepada wartawan, Subawe mengungkapkan bahwa dirinya telah dijebak oleh orang-orang pendukung mantan calon kepala desa yang tidak jadi. Subawe menolak dirinya telah melakukan perselingkuhan dengan Suhayani yang juga warganya sendiri. Subawe berada di rumah Suhadi, karena sedang berembuk untuk merencanakan memadu Suhayani. "Betul saya telah merencanakan memadu Suhayani dan telah mendapat izin istri pertama saya. Ini bukan rekayasa, kalau tidak percaya tanya sendiri kepada istri saya," kata Subawe sambil menunjuk Fatmawati, istrinya yang duduk di sebelahnya. Fatmawati membenarkan rencana suaminya yang akan memadu Suhayani. Ia mengaku telah mengizinkan suaminya memadu Suhayani, tanpa menyebutkan alasan yang jelas. Subawe mengaku membuat surat pernyataan pengunduran diri dari jabatan kepala desa dilakukan karena dipaksa warga. "Surat yang saya buat pun bukan pengunduran diri, tapi hanya permohonan yang setiap saat bisa dipikir ulang," kata Subawe berkilah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008