Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu, cenderung bertahan pada Rp9.227/9.235 per dolar AS (Pkl 15.10) karena pelaku hati-hati untuk bermain di pasar uang, sehingga aktifitas perdagangan kurang ramai. "Pelaku pasar masih menunggu rencana pemerintah yang akan menaikkan bahan bakar minyak, meski ada isu positif atas kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen," kata analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, sentimen positif dari kenaikan suku bunga acuan "BI Rate" sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen dari 8,00 persen tidak berlangsung lama, karena tekanan negatif atas kenaikan harga minyak mentah dunia cenderung lebih tinggi. Harga minyak mentah dunia saat ini sudah mencapai angka 122 dolar AS per barel, katanya. Saat ini rupiah, lanjut dia, posisi dinilai masih cukup aman yang berada dalam kisaran antara Rp9.220 hingga Rp9.240 per dolar AS belum menyentuh angka Rp9.300 per dolar AS. Posisi rupiah di angka tersebut mampu bertahan cukup lama yang menunjukkan sentimen positif pasar terhadap mata uang lokal masih tinggi, ucapnya. Apalagi muncul isu positif bahwa Indonesia telah mendapat pinjaman dari kreditor asing sebesar Rp21 triliun yang bisa mendorong mata uang Indonesia bergerak naik. Salah satu faktor lain yang menarik adalah selisih tingkat suku bunga dolar AS dengan rupiah yang semakin besar setelah Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin, katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008