Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, naik dua poin menjadi Rp9.225/9.230 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.227/9.237 per dolar AS, menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin siang memutuskan menaikkan suku bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen dari sebelumnya 8,00 persen. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan kenaikan rupiah relatif kecil, karena pelaku pasar masih hati-hati dengan gejolak harga minyak mentah dunia yang terus menguat. Pelaku belum berani membeli rupiah dalam jumlah besar. Akibatnya pergerakan kedua mata uang itu berada dalam kisaran yang menyempit, katanya. Rupiah, menurut dia, masih berpeluang menguat lagi pada penutupan sore nanti, karena faktor internal masih kuat mendukung kenaikan mata uang Indonesia itu. Laju inflasi April 2008 yang hanya 0,59 persen, selisih bunga rupiah terhadap dolar AS yang makin tinggi dan masuknya investor Timur Tengah ke pasar domestik merupakan faktor-faktor yang memicu rupiah bergerak naik, ucapnya. Apalagi di dalam negeri, lanjut dia, aksi buruh yang dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak ternyata berjalan dengan aman, maka investor asing optimis kondisi pasar domestik cukup aman. Namun ketatnya pergerakan rupiah, karena pelaku juga menunggu rencana pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak yang berkisar antara 10 sampai 30 persen, katanya. Rupiah, lanjut dia, seharusnya bisa bergerak naik lebih tinggi, setelah ada laporan positif bahwa pemerintah telah mendapatkan pinjaman dari luar negeri sebesar Rp21 triliun lebih. Namun isu positif itu belum mendorong rupiah melonjak tajam, bahkan terlihat sulit untuk menguat lebih jauh, karena pelaku masih hati-hati untuk membeli rupiah, katanya. Meski demikian, menurut dia, Indonesia masih merupakan pasar potensial yang harus digarapkan lebih baik yang didukung oleh sumber alam yang kaya dan jumlah penduduk yang besar. Bahkan ada sejumlah investor yang aktif di China dan India akan mengalihkan investasi ke Indonesia, katanya.
Copyright © ANTARA 2008