Jakarta (ANTARA News) - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), Miranda Goeltom, mengatakan laju inflasi tahun ini bisa mencapai lebih dari sembilan persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Untuk tahun ini kemungkinan di atas ya. Kelihatannya sudah mengarah lebih dari sembilan persen. Perlu revisi ke atas," kata Miranda di Jakarta, Rabu. Sebelumnya, BI menargetkan laju inflasi pada 2008 lima plus minus satu persen, sementara pemerintah di asumsi APBN perubahan 2008 menetapkan sebesar 6,5 persen. Miranda juga menjelaskan pihaknya mendukung keputusan pemerintah yang merevisi laju pertumbuhan ekonomi dari 6,4 persen menjadi enam persen. "Revisi pertumbuhan itu cukup realistis. Mengingat global slowdown sudah terlihat dampaknya pada daya konsumsi terhadap permintaan barang-barang ekspor kita," katanya. Begitu pula, menurut dia, daya konsumsi masyarakat juga telah terasa menurun. Untuk itu, ia mengatakan pihaknya terus menjga agar inflasi tetap terkendali tidak terlalu tinggi, sehingga pengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat. "Jika inflasi terlalu tinggi daya beli berkurang, oleh sebab itu kami berusaha agar inflasi tetap terjaga, sehingga daya beli masyarakat tetap baik dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008