Pimpinan DPR dukung tema HUT Ke-74 RI

Di hadapan kita terbentang luas tantangan yang mesti dihadapi. Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dengan berlari lebih cepat untuk meraih kemajuan

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyatakan bahwa pimpinan DPR mendukung tema "Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, Indonesia Maju" yang dipilih oleh pemerintah untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Bambang dalam pidato pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2019-2020 dalam rangka Penyampaian Pidato Presiden RI Mengenai Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun Anggaran 2020 di Jakarta, Jumat.

"Di hadapan kita terbentang luas tantangan yang mesti dihadapi. Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dengan berlari lebih cepat untuk meraih kemajuan," ujar Bambang menyatakan alasan dukungan tersebut.

Dengan tema terkait SDM, Bambang bersama jajaran pimpinan DPR meyakini bahwa hanya dengan SDM berkualitas dan berdaya saing tinggi, bangsa Indonesia akan mampu melakukan lompatan jauh ke depan.

Atas keyakinan itu, pimpinan DPR optimistis bahwa Indonesia akan bisa menjadi negara maju dalam sekitar 20 tahun mendatang.

"Sehingga pada peringatan satu abad kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 2045 nanti, Indonesia akan masuk dalam barisan lima besar negara-negara maju di dunia," ucap Bambang.

Rapat paripurna tersebut dihadiri oleh 532 orang anggota DPR seluruh fraksi dari jumlah keseluruhan anggota sebanyak 560 orang.

Adapun dua agenda penting di dalamnya adalah pidato Ketua DPR dalam rangka pembukaan masa persidangan I untuk tahun sidang 2019-2020 dan pidato Presiden sebagai pengantar atas RUU APBN tahun anggaran 2020 disertai nota keuangan dan dokumen pendukungnya.

Pembahasan mengenai RUU APBN itu merupakan sesi ketiga dari rangkaian Sidang Tahunan MPR-DPR RI. Sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Ketua DPD RI Oesman Sapta telah terlebih dahulu menyampaikan pidatonya secara terpisah, masing-masing dalam sesi pertama dan sesi kedua sidang tersebut.