PBB, New York, (ANTARA News) - Produksi bio-energi dari tanaman telah memberi sumbangan pada peningkatan krisis pangan dunia saat ini, kata seorang staf ahli PBB, Selasa.
Aslam Chaudhry, tenaga ahli di Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (DESA), mengatakan kepada wartawan di Markas PBB, New York, produksi bio-energi "sangat bergantung atas sumber daya tanah dan air --jadi kita menggunakan sumber daya alam yang berharga untuk memproduksi tanaman ini".
"Pada saat yang sama, orang miskin di negara berkembang tak memiliki makanan. Dan seandinya saja sumber daya alam itu digunakan untuk produksi tanaman padi-padian, kita takkan menyaksikan krisis ini," katanya.
Ia menyatakan mereka yang menerima bantuan makanan dari mitra negara maju cenderung berpikir bahwa produksi bio-energi bukan gagasan yang luar biasa.
Tetapi para petani yang terlibat dalam produksi tanaman bio-energi dan disubsidi oleh pemerintah melihat masalah itu dari sudut pandang yang berbeda, katanya.
Chaudhry, yang juga adalah pemimpin cabang sumber daya air dan alam di DESA, mengatakan bahwa pada masa depan, penting untuk menyalurkan makanan ke orang-orang yang kelaparan, demikian diwartakan Xinhua.
Ia mengutip permintaan bantuan sebesar 755 juta dolar AS dari Program Pangan Dunia (WFP) dan Kantor bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan. Bahkan, ia mengatakan jumlah yang lebih besar mungkin diperlukan.
Dalam jangka panjang, penanaman modal diperlukan di bidang penelitian pertanian, kata Chaudhry.
Chaudhry berbicara pada hari kedua sidang ke-16 Komisi PBB mengenai Pembangunan Berkelanjutan (CSD), yang menangani berbagai topik yang penting guna mendorong pasokan pangan dunia. Sidang juga membahas penanggulangan berbagai masalah yang berkaitan dengan kemiskinan, kelaparan dan lingkungan hidup. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008