Jakarta, (ANTARA News) - Pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menelan biaya 90 sampai 100 triliun rupiah diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu setahun, mulai dari rancangan awal sampai pelaksanaan tender, demikiam Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto "Saya diberi target dalam satu tahun ini mempersiapkan pelaksanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda, tapi diharapkan dalam enam bulan sudah dapat diselesaikan," kata Menteri PU saat dihubungi, Rabu. Menteri PU mengatakan, pembangunan jembatan ini tidak mungkin dibiayai APBN akan tetapi diserahkan kepada investor dengan sejumlah insentif. "Investor belum tentu tertarik untuk menggarap proyek ini sehingga memang harus ada insentif maupun fasilitas khusus. Salah satu yang diusulkan memberikan izin pengembangan kawasan di sekitar jembatan," kata Djoko Kirmanto. Investor akan diberi hak sekian hektar untuk mengelola dan mengembangkan wilayah di Lampung maupun Banten yang dilalui Jembatan untuk kawasan industri, pariwisata, maupun kota baru, tambahnya. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan pembangunan jembatan menjadi lebih layak dari sisi finansial karena pengembalian modalnya menjadi lebih cepat. Opsi Jembatan Selat Sunda dipilih, setelah pemerintah melihat opsi pembangunan Jembatan Selat Bali belum dapat dilaksanakan, sementara Jembatan Selat Madura (Suramadu) diperkirakan rampung akhir 2008, ujarnya. Presiden telah membentuk tim di bawah Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, kata Menteri PU yang ditunjuk sebagai Ketua Harian bersama Menteri Perhubungan. Ia mengatakan, dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda tetap ada andil pemerintah menggunakan dana APBN tetapi sifatnya hanya perangsang (stimulus) dengan jumlah terbatas sekitar lima persen (95 persen investor). Apabila jembatan ini dibangun berarti memiliki bentang terpanjang yang pernah dibangun di dunia (sekitar 3 kilometer), selama ini jembatan yang dibangun hanya memiliki panjang 2,5 kilometer, jelasnya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008