Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama DPR-DPD RI pada Jumat siang, mampu membangun optimisme, jelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-74.
"Pidato kedua lebih membangun optimisme di HUT RI ke-74, mengajak bangsa Indonesia membangun optimisme lebih dan mengingatkan ada situasi berubah dalam dinamika perekonomian global," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.
Dia menilai dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa situasi berubah dan meminta meninggalkan pola dan orientasi lama agar bangsa Indonesia tidak tertinggal.
Menurut Muzani yang juga Sekjen Partai Gerindra itu, terkait rencana pemindahan ibu kota, harus dibicarakan lebih dalam sebelum diambil keputusan.
"Jakarta sudah padat sudah kita rasakan semua namun apakah ibu kota harus pindah, nanti kita bicarakan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia Maju bukan hanya karya Presiden dan Wakil Presiden, bukan hanya karya lembaga eksekutif, lembaga legislatif, ataupun yudikatif saja, tetapi keberhasilan Indonesia juga karya pemimpin agama, budayawan dan para pendidik.
"Keberhasilan Indonesia adalah juga karya pelaku usaha, buruh, pedagang, inovator maupun petani, nelayan dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Jumat.
Kepala Negara mengatakan kecepatan Indonesia dalam meraih cita-cita adalah peran bersama.
"Peran PDI Perjuangan, peran Golkar, peran Nasdem, peran PKB, peran Perindo, peran PPP, peran PSI, peran Hanura, peran PBB, dan peran PKPI. Dan jangan lupa juga peran Partai Gerindra, PKS, Partai Demokrat serta PAN, Partai Berkarya, dan Partai Garuda,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga berkeyakinan jika seluruh elemen bangsa sepakat dengan satu visi Indonesia Maju, bangsa Indonesia mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan bangsa lain.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019