Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mendorong Indonesia untuk dapat memproduksi bahan bakar jenis avtur dari minyak kelapa sawit.

"Kita sudah bisa produksi avtur sendiri, hingga sekarang kita tidak impor, kalau bisa kita juga ekspor avtur, kita juga harus bisa membuat avtur dari produksi kelapa sawit," kata Presiden Joko Widodo pada Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Gedung MPR/DPR/DPR RI, Jakarta, Jumat.

Di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah RI dan Dewan Perwakilan Rakyat, Jokowi mengatakan bahwa hal itu bisa dicapai jika semua produksi mineral sudah bisa diciptakan produksi hilirisasi mineral. Karena dengan adanya hilirisasi mineral dan pertambangan maka dapat meningkatkan pendapatan serta perekonomian negara.

Pembangunan pemurnian tersebut agar dapat meningkatkan ekspor bahan mineral bukan hanya produk mentah saja namun sudah menjadi produk olahan yang bisa memberi nilai tambah.

Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat berwarna cokelat keemasan saat menghadiri Sidang Bersama DPR dan DPD RI.

Presiden hadir di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara MPR DPR DPD RI Jakarta Pusat pada Jumat sekitar pukul 09:55 WIB.

Pakaian yang dikenakan Jokowi lengkap dengan tutup kepala "sapuk" dan keris yang disisipkan di depan dada.

Sementara itu, Ibu Negara Iriana Widodo mengenakan baju kurung berwarna putih dihiasi selempang kain batik bermotif coklat dengan rambut yang disanggul.


Baca juga: Jokowi dan Mahathir bersatu hadapi diskriminasi sawit Uni Eropa
Baca juga: Presiden Jokowi dan PM Mahathir nyatakan keberatan soal sawit ke Eropa

Acara itu dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta mengheningkan cipta.

Selanjutnya, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang membuka acara itu sebelum Presiden menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 dalam Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI.

Sebelumnya saat Pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI 2019, Presiden menyampaikan Indonesia adalah rumah dari beragam warga yang berbeda latar belakang baik agama, ras, suku budaya, yang hidup dengan rukun.

Dia menyampaikan semua anak bangsa bisa berkarya, bergerak dan berjuang mewujudkan mimpi dan cita-cita membangun bangsa.

"Perbedaan juga bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu. Dalam persatuan itulah, kita menemukan energi yang mahadahsyat, untuk menggerakkan seluruh tenaga, pikiran, dan tetesan keringat untuk kemajuan Indonesia. Dalam persatuan itulah, kita menemukan solidaritas, kepedulian, dan semangat berbagi antarsesama anak bangsa," demikian Presiden.

Baca juga: Jokowi ingatkan kesiapan bangsa hadapi era disrupsi
Baca juga: Presiden ingin bangun industri mobil listrik

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019