Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan pemerintah tidak memiliki kepentingan untuk membeli saham PT Semen Gresik Tbk meskipun bila pemerintah mempunyai cukup dana untuk kepentingan tersebut. "Kita tidak berkepentingan untuk membeli kalaupun ada uang negara kita tidak akan beli lagi Semen Gresik," kata Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, bila memang Grup Rajawali sebagai pemegang saham 24,9 persen di Semen Gresik menawarkan sahamnya kepada pemerintah pihaknya akan mempertimbangkan matang-matang. Sebab menurut dia, lebih baik uang negara yang ada digunakan untuk merancang proyek atau pabrik baru yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Grup Rajawali membeli 24,9 persen saham Semen Gresik senilai 337 juta dolar AS dari Cemex, Meksiko pada Juni 2006. Grup tersebut dimungkinkan untuk menjual sahamnya karena nilai investasinya saat ini telah berlipat menjadi lebih dari 100 persen. Hingga kini, katanya, saham pemerintah di BUMN semen tersebut masih tetap mayoritas. "Kita masih mayoritas sama seperti saham kita di Indosat jadi untuk apa membeli lagi lebih baik untuk membuat kebun padi atau yang lain. Banyak sekali yang bisa dilakukan seandainya kita mempunyai dana lebih," katanya. Pada dasarnya menurut Menteri hal terpenting adalah meningkatkan produksi semen di Tanah Air. Ia mengatakan, pihaknya telah mendapatkan pemberitahuan dari manajemen Semen Gresik bahwa BUMNB tersebut akan membangun tiga pabrik baru untuk meningkatkan produktivitas. "Yang pasti mereka akan membangun tiga pabrik bari tapi yang sudah pasti dua di antaranya memakai tenaga listrik dalam rangka menekan biaya produksi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008