Jakarta, (ANTARA News) - Asma atau peradangan pada seluruh percabangan saluran napas yang ditandai dengan penyempitan saluran napas, saat ini diperkirakan menyerang sekitar lima persen penduduk Indonesia dari segala usia. "Perkiraan itu dibuat menurut hasil surveilans, tapi kalau jumlah pastinya kita belum punya data," kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan dr Yusharmen D.Comm pada acara peringatan Hari Asma Sedunia 2008 di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, penyakit tidak menular yang hingga kini belum dapat disembuhkan itu dapat menurunkan produktifitas dan meningkatkan beban ekonomi, karenanya harus dikendalikan. Penanggulangan asma, kata Yusharmen, bisa dilakukan dengan mengendalikan faktor resiko yang mencetuskan asma dan memberikan pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit. Faktor yang meningkatkan resiko serangan asma, menurut dia, antara lain faktor genetik, kondisi atau bahan tertentu yang mengakibatkan alergi, dan kondisi lingkungan yang buruk. "Selama ini hanya 30 persen asma yang terjadi karena faktor genetik, sisanya terpapar karena kondisi lingkungan yang buruk.Pengendalian faktor resiko dengan meningkatkan kualitas lingkungan dalam hal ini menjadi sangat penting," jelasnya. Sementara pengobatan asma yang biasanya dilakukan dengan memberikan obat antiinflamasi dan pelega saluran nafas, menurut dr Achmad Hudoyo Sp.P (K) dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respirasi Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, hanya dapat mengendalikan asma dengan mengurangi gangguan akibat asma. Pemerintah, katanya, juga menyediakan pengobatan gratis bagi penderita asma dari keluarga kurang mampu melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun demikian, menurut dr Nunung Rahayu dari Yayasan Penyantun Anak Asma Indonesia dan Lily Rosyana dari Yayasan Asma Indonesia, hingga saat ini masih ada penderita asma yang belum bisa menjangkau layanan pengobatan. "Saya tidak punya data pasti tentang berapa banyak yang kebutuhan akan pengobatannya belum terpenuhi, tapi saya perkirakan masih cukup banyak," katanya serta menambahkan sebagian yayasan asma memberikan bantuan pengobatan bagi penderita asma yang kurang mampu. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008