Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk keluar dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengingat posisi Indonesia yang kini juga menjadi negara pengimpor minyak. "Dalam sidang kabinet terakhir kita memikirkan apakah kita tetap berada di OPEC atau keluar sambil kita meningkatkan produksi dalam negeri," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2008 di Jakarta, Selasa. Presiden menambahkan, produksi minyak mentah Indonesia hingga saat ini sedikit berada di bawah satu juta barel per hari, karena sumur-sumurnya yang sudah tua. Presiden berharap dalam dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia dapat meningkatkan produksi. Sementara itu, Menko Perekonomian Boediono menjelaskan soal keluarnya Indonesia dari OPEC tersebut memang sedang dikaji pemerintah. "Sekarang kita tengah mempelajari," kata Menko. Namun demikian, lanjut dia, kalaupun Indonesia keluar dari OPEC, maka tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan kembali masuk kembali ke dalam OPEC, seandainya memiliki produksi minyak yang berlebih. Sedangkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), M Hidayat mengatakan, rencana keluarnya Indonesia dari OPEC bukan hal baru, mengingat status Indonesia yang sudah menjadi negara importir minyak. "Kita sih mendukung saja. Yang penting bagi dunia usaha adalah pasokan dalam negeri yang terjaga," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008